Selasa, 11 Juli 2017

Daftar Lembar Wawancara

Daftar Lembar Wawancara

Acara berita                      : Berita Budaya
Nama Informan                : Bpk. Herkulanus Indra ( Dindo)
Jenis Kelamin                   : Laki-laki
Umur                                : 36 Tahun
Pekerjaan                          : Swasta
Agama                              : Katholik
Jabatan sosial                   : Tokoh Masyarakat/ Budayawan
Alamat                             : Jl. Sagatani, Dus. Pakunam, Kel.
  Sijangkung, Kec.Singkawang Selatan.

Pertanyaan Wawancara

1.      Acara  apa yang diadakan disini?
2.      Kapan acara ini akan dilaksanakan?
3.      Apa saja yang akan ditampilkan dalam acara ini?
4.      Siapa saja yang akan menjadi pengisi acara pada saat pelaksanaannya?
5.      Dimana saja acara ini akan diadakan?
6.      Apakah boleh diadakan di tempat lain?
7.      Siapa saja yang turut andil dalam pelaksanaan acara ini?
8.      Apakah dari pemerintah akan turut hadir dalam acara ini?
9.      Apakah mereka akan memberikan sambutan dalam acara ini?
10.  Berasal dari mana pembiayaan acara ini?
11.  Bagaimana cara panitia pelaksana dalam menggalang dana kepada warga untuk pelaksanaan acara ini?
12.  Apakah pemerintah juga ikut dalam pembiayaan acara ini?
13.  Mengapa tidak?
14.  Mengapa acara ini harus dilaksanakan?
15.  Siapa saja yang boleh melaksanakan ritual dalam pesta adat ini?
16.  Apakah dari etnis lain boleh ikut serta dalam perayaan acara ini?
17.  Apakah etnis lain tersebut boleh membantu dalam proses pendanaan?
18.  Apakah mereka juga boleh melakukan ritual yang sama dengan suku dayak yang ada dalam acara ini?
19.  Bagaimana prosesi acara ini berlangsung?
20.   Apakah ada ritual khusus dalam perayaan ini?
21.   Siapa yang akan memimpin acara ini?
22.  Apa yang akan dilakukan oleh pemimpin upacara adat tersebut?
23.  Apa makna dari perayaan acara tersebut?
24.   Apa pesan bapak kepada generasi muda singkawang dengan adanya acara ini?
25.  Sebagai Tokoh masyarakat dan juga Budayawan, apakah bapak merasa bangga dengan adanya acara ini? Mengapa?

Jawaban Pertanyaan Wawancara


Laporan Hasil Wawancara Dan Observasi Materi Kebahasaan Mata Kuliah Kajian Pembelajaran bahasa Indonesia Pada SMP Era Pembangunan.B

Laporan Hasil Wawancara Dan Observasi
Materi Kebahasaan
Mata Kuliah Kajian Pembelajaran bahasa Indonesia
Pada SMP Era Pembangunan.B
Tanggal 31 Maret 2017


82.jpg


OLEH KELOMPOK  II


Evi Rizawati     NIM    113085041400..
Hendrasius        NIM    11308504140059
Vika Aulia         NIM    113085041400…

SEMESTER : VI
KELAS          : C


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP SINGKAWANG
2017
A.    Latar  Belakang
Pendidikan merupakan hal yang paling pokok dalam kehidupan suatu masyarakat. Tanpa adanya pendidikan, suatu masyarakat dapat dikatakan  sebagai piring tanpa nasi. Istilah ini menggambarkan pentingnya masyarakat dalam memperoleh pendidikan yang layak dan berkualitas. Adanya pendidikan memberikan udara terbuka bagi masyarakat untuk dapat mengembangkan pengetahuan dan keahlian yang dimiliki. Dengan mengenyam pendidikan yang layak dan berkualitas seorang individu akan lebih leluasa dapat berkreasi dan berinovasi dengan hal-hal yang ada disekitarnya. Dalam dunia pendidikan khususnya jenjang sekolah menengah. Pengembangan diri seorang peserta didik sangat penting untuk ditingkatkan, apalagi menyangkut masalah kebahasaan. Dalam kebahasaan seorang peserta didik dituntut untuk mampu mengembangkan empat jenis keterampilan yang ada dalam lingkup kebahasaan. Adapun empat jenis keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang peserta didik adalah: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keempat hal tersebut harus dikuasai secara perlahan dan perlu bimbingan dari guru selaku pengajar di sekolah dan pengelola manajemen kelas.
Empat keterampilan berbahasa yang menyangkut pembelajaran bahasa Indonesia merupakan hal yang paling penting untuk dikembangkan oleh guru di sekolah.  Keberhasila seorang guru selaku pendidik di sekolah bergantung dari beberapa hal yang mendukung dan menunjang proses pembelajaran dan pengembangan manajemen kelas. Adapun hal-hal yang menjadi penentu dalam keberhasilan seorang guru dalam usahanya sebagai pengajar yaitu (1) Kurikulum, selaku penyelenggara pendidikan, sekolah memiliki otoritas untuk menentukan jenis dan bentuk kurikulum yang akan dikembangkan pada sekolah yang bersangkutan. Sekolah wajib melaksanakan setiapketentuan yang telah diberikan oleh dinas terkait selaku pemegang otoritas tertinggi dari instansi pendidikan yang salah satunya mengembangkan kurikulum beserta perangkat pembelajaran yang akan dilaksanakan ketika kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Tentunya setiap sekolah memiliki perbedaan dalam pengembangan dan pengelolaan kurikulum yang diajukan oleh dinas terkait. (2) Guru, selaku pengemban tugas mulia untuk mencerdaskan bangsa, seorang guru tidak hanya memberikan pengajaran. Tentunya guru juga harus mampu mendidik  dan membimbing peserta didiknya supaya mempunyai akhlak mulia dan menanamkan nilai – nilai Pancasila. Guru selaku pemberi motivator, harus memiliki kapabiliti, keahlian (Profesional) serta memiliki akhlak yang sesuai dengan nilai-nilai agama. Tujuannya supaya setiap peserta didik terinspirasi dengan apa yang ia lihat dalam diri seorang guru atau  pendidik  mereka yang menjadi panutan. Guru harus memiliki keahlian khusus, memiliki jiwa sebagai pendidik bukannya sebagai pekerja upahan, memiliki budi pekerti yang luhur, memiliki rasa tanggung jawab kepada bangsa dan Negara serta Tuhan yang maha esa, memiliki rasa solidaritas dan toleransi terhadap sesama  guru dan rasa empati terhadap masyarakat  dan peserta didik, serta memiliki jiwa disiplin diri yang tinggi dan taat kepada atasan selaku pemegang otoritas tertinggi di sekolah. (3) Siswa, kegiatan pembelajaran tidak akan terlaksana, apabila pada suatu sekolah tidak terdapat peserta didik. Siswa merupakan modal utama dalam proses pendidikan. Siswa dapat diibaratkan sebagai tempayan kosong yang akan diisi air  oleh pemiliknya. Begitulah seorang peserta didik, hendaknya memiliki niat dan semangat yang tinggi untuk belajar dalam meraih cita-cita serta memajukan bangsa dan Negara. seorang peserta didik harus memiliki tekat dan semangat dalam belajar selain itu harus memiliki akhlak dan etika yang baik. (4) Sarana dan prasarana, Dalam pengadaan sarana dan prasarana, sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikna tentunya sudah menikirkan secara matang tentang sarana belajar yang akan digunakan dalam proses pendidikan. Sarana menyangkut peralatan penunjang yang ada di sekolah, apakah layak atau tidak digunakan dalam proses pembelajaran. Kepala sekolah beserta guru harus memikirkan secara matang hal-hal yang harus dipenuhi menyangkut sarana belajar yang ada di sekolah tersebut. Prasarana termasuk lingkup yang paling dominan dalam proses belajar. Ketersediaan prasarana yang layak, baik dan menunjang akan memberikan dampak kepada peserta didik. Mereka akan bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Namun sebaliknya siswa akan jenuh dan merasa terganggu apabila prasarana pada sekolah tersebut tidak memadai dan jauh dari layak. Jadi sekolah hendaknya memperhatikan kelayakan sarana dan prasarana yang ada.(5) Interaksi belajar, adanya interaksi belajar yang baik dalam
Buku penunjang

B.   Masalah
1.    Bagaimana pelaksanaan kurikulum yang ada pada SMP Era Pembangunan.B ?
2.    Bagaimana tingkat keprofesionalan Guru bahasa pada SMP Era Pembangunan.B ?
3.    Bagimana tingkat ketertarikan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada  SMP Era Pembangunan.B ?
4.    Bagaimana efektivitas  sarana dan prasarana  sebagai penunjang kegiatan pembelajaran yang ada di SMP Era Pembangunan.B?
5.    Bagaimana peranan buku sebagai penunjang dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia pada  SMP Era Pembangunan.B ?
6.    Bagaimana  interaksi belajar yang ada pada  SMP Era  Pembangunan.B ?
c.       Pembahasan
1.      Hasil wawancara
Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada hari Sabtu,31 Maret 2017  pada sekolah SMP Era pembangunan B dengan Bapak Bong Tjiu jiu ( Pak Bong) selaku guru atau informan yang dapat memberikan informasi kepada kami selaku mahasiswa STKIP singkawang,  dapat kami simpulkan beberapa informasi yang beliau berikan kepada kami:
a.       Kurikulum
Pada bagian kurikulum SMP Era pembangunan B, pada tahun ajaran 2016/2017 menggunakan kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat satuan pendidikan ( KTSP). Awalnya sekolah ini memang menggunakan Kurikulum KTSP lalu berubah Kurikulum K 13. Karena dipandang terlalu sukar dalam pelaksanaan dan system penilaiannya maka  berganti kembali dengan kurikulum KTSP. KTSP digunakan karena dianggap guru lebih memahami dalam pelaksanaannya dilapangan ketika mengajar dan melakukan penilaian terhadap peserta didik. Dalam kurikulum KTSP guru diwajibkan untuk membuat perangkat pembelajaran seperti menyusun RPP berdasarkan silabus yang ada. RPP dibuat dan dikembangkan sesuai keterampilan guru masing-masing.  Rpp dibuat sebagai acuan untuk mengajar, namun dalam pelaksanaannya terkadang guru harus melenceng dari paduan RPP tersebut dikarenakan alokasi waktu yang tidak sesuai dikarenakan ada kegiatan tertentu pada sekolah tersebut atau hal-hal lain yang tidak direncanakan dalam kalender pendidikan. Namun hal tersebut tidak mengurangi makna dalam pembelajaran. Guru tetap konsisten melakukan pembelajaran walaupun waktu dan acuan tidak terjadi sinkron atau berbeda sehingga materi pelajaran tetap disampaikan. Pembuatan rpp bagi guru merupakan hal yang diwajibkan karena merupakan tugasnya yang harus dilaksanakan, bagi guru hal itu tidak merepotkan dan lumrah untuk dibuat oleh masing-masing guru. Dalam upaya mengembangkan kurikulum KTSP, biasanya sekolah mengutus gurunya untuk mengikuti pelatihan kurikulum atau biasa yang disebut dengan bedah kurikulum bersama guru-guru lain pada sekolah lain yang ada di wilayah gugus masing-masing. Setelah mengikuti bedah kurikulum, guru tersebut melakukan pengembangan terhadap masing-masing bidang pelajaran di sekolahnya. Selain itu wawancara yang dilakukan dengan nara sumber menyebutkan bahwa system penilaian harus dilakukan seobjektif mungkin sesuai dengan kemampuan siswa. Untuk mengukur tigkat pemahaman siswa dilakukanlah evaluasi berupa pemberian latihan, ulangan harian, pemberian tugas, ulangan tengah semester dan ulangan umum. Penilaian dilakukan setiap akhir pembelajaran dan setiap hasil tersebut dilihat dan dievaluasi kembali, terhadap soal yang sukar dilakukan analisis soal.
b.      Guru
Dari segi guru, kebanyakan guru yang mengajar adalah tenaga guru yang berstatus guru honorer dan berijasah Sarjana Strata 1. Namun guru tersebut ada yang tidak sesuai bidangnya, sehingga mereka harus mengikuti pelatihan dan pengembangan guru lain. System jam mengajar guru pada sekolah ini menerapkan system jam terbang, artinya guru tidak menetap pada sekolah tersebut, guru hanya datang pada saat ada jam mengajarnya saja. Hal ini berpengaruh pada system pemberian gaji guru, karena dipandang perlu menambah penghasilan maka guru yang bersangkutan mengajar pada sekolah lain. untuk masalah lain khususnya pembelajaran bahasa, guru tidak mengalami kesulitan karena telah memiliki keterampilan dan memang sarjana bidang bahasa Indonesia. Selain itu dari segi hubungan komunikasi antar guru dan kepala sekolah terjalin silaturahmi yang baik. Apabila sekolah mengadakan perayaan natal bersama, maka guru yang beragama lain turut ambil bagian dalam acara. Setiap guru juga saling memahami sehingga apabila ada yang mengalami musibah maka mereka saling mengunjungi.
c.       Siswa
Berdasarkan wawancara dengan seorang peserta didik bernama Fransiska Eka kelas IX (P), yang bersangkutan menyatakan bahwa menyenangi mata pelajaran bahasa Indonesia. Namun dalam pelaksanaannya terkadang terdapat beberapa kesulitan khususnya materi menulis khusus kebahasaan focus tanda baca dan membuat kalimat serta pengembangan paragraph. Kendala yang dialami siswa adalah malu bertanya apabila tidak faham, hal ini membuat siswa agak mengalami kesulitan. Namun berdasarkan wawancara, guru yang bersangkutan dalam penyampaian materi masih menggunakan metode ceramah.
Tingkat ketertarikan siswa lebih condong kearah kesusastraan,senang menulis puisi dan narasumber juga memiliki buku cerita dan novel.
Dari segi hubungan komunikasi dengan peserta didik lain disebutkan tingkat disiplin siswa agak sedikit kurang, mungkin dikarenakan sekolah swasta yang memiliki peserta didik yang berasal dari berbagai macam etnis dan mayoritas etnis thionghoa. Dari segi pendisiplinan, sekolah akan memberikan sangsi pada siswa yang membuat masalah baik dengan sesama siswa maupun dengan guru.
d.      Sarana dan prasarana
Untuk sarana dan prasarana, sekolah ini masih sedikit kurang dalam penyediaan sarana belajar. Sekolah masih menggunakan system manual dengan kapur dan papan tulis. Untuk fasilitas modern seperti proyektor belum tersedia. Alat peraga bahasa masih kurang sehingga perlu adanya perbaikan dari segi sarana. Sedangkan prasarana sudah lumayan layak, memiliki kapasitas untuk menampung siswa sekitar 30an dan memiliki 7 lokal kelas yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan belajar. Terdapat 1 ruang perpustakaan namun buku-buku bacaan dan pelajaran masih minim sehingga terkadang guru harus meminjam dari sekolah induk ( SMP Era Pembangunan A ) sebagai literatur bacaan. Sekolah ini tidak menyediakan laboratorium bahasa dan ruang apresiasi kebahasaan, terkadang guru memanfaatkan alam sebagai  tempat untuk berapresiasi.
e.       Interaksi belajar
Dari segi interaksi belajar, terkadang terdapat kendala diantaranya siswa malu bertanya. Namun guru tetap konsisten memberikan pengajaran secara maksimal. Guru tetap memberikan bimbingan dengan mengadakan LES sebagai wujud pengayaan materi belajar kepada siswa. Dengan adanya bimbingan dan pengayaan materi belajar tersebut maka akan meningkatkan hubungan komunikasi yang baik antar siswa dan guru. Siswa menjadi aktif dan kreatif terhadap materi yang disampaikan guru.
f.       Buku
Dari segi buku, sekolah mengadakan penggandaan buku terbitan PT. Intan Pariwara sabagai buku pegangan siswa dan guru. Siswa wajib memiliki secara individu. System penggandaannya, siswa membeli kepada guru perbuku harganya Rp 20.000,-.  Sistem pembayaran buku diangsur/dicicil setiap saat oleh siswa kepada guru yang bersangkutan.
Selain itu untuk buku Guru, biasanya guru menyediakan masing-masing buku pegangan. Hal ini bertujuan untuk melengkapi apabila terdapat materi yang kurang lengkap atau tidak terdapat pada buku panduan.
            Dari segi pemilihan buku, sekolah ini lebih kreatif. Apabila terdapat bahasa buku yang ditidak sesuai atau terdapat gambar yang bersifat pelecehan maka buku tersebut tidak digunakan. Jadi, pemilihan buku juga dilakukan. 
2.      Hasil observasi
a.       Kurikulum
Kurikulum  KTSP masih diterapkan  pada SMP Era  pembangunan B. Adanya kurikulum ini memudahkan  guru dalam  mengembangkan   bahan ajar. Guru membuat media dan menyiapkan bahan ajar, penyiapan perangkat pembelajaran tetap dilakukan oleh guru.
b.      Guru
Pada bagian ini, guru melakukan tugas sebagaimana yang ditetapkan oleh yayasan dan menaati segala tata tertib dan peraturan yang ada di sekolah tersebut. Guru yang mengajar harus memenuhi Kriteria yaitu S-1. Namun pada SMP Era, guru yang mengajar ada sebagian guru yang belum S-1 dan ada juga guru yang tidak memenuhi criteria Sarjana Pendidikan.
c.       Siswa
Untuk siswa ketika proses pembelajaran dilaksanakan, yang terlihat di dalam kelas siswa kurang menyimak dengan apa yang di sampaikan guru, kurang aktif, dan sibuk sendiri, tapi tidak semua siswa seperti itu, masih ada siswa yang memperhatikan guru ketika proses pembelajaran dan aktif  ketika guru bertanya.
d.      Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana di sekolah Era Pembangunan yang terlihat tidak begitu baik, karena dapat dilihat dari bangunan-bangunan yang ada di sekolah tersebut sangat sederhana, dari warna cat yang sudah pudar, dan kondisi di dalam kelas yang tidak memadai.
e.       Interaksi belajar
Interaksi belajar pada sekolah ini, siswa belajar dengan aktif, guru dan siswa saling berkomunikasi dengan baik,namun pada bagian interaksi pembelajaran siswa cenderung malu untuk bertanya secara langsung dikarenakan takut salah bertanya tentang materi pelajaran tersebut. Namun guru tetap memberikan bimbingan secara perlahan.
f.       Buku.
Adapun buku

d.      Penutup
Berdasarkan wawancara yang dilakukan bersama Bapak Bong Tjiu Jiu di SMP Era pembangunan B pada hari sabtu, 31 Maret 2017. Dapat di simpulkan bahwa SMP Era Pembangunan B, mengembangkan kurikulum KTSP. Dalam rangka pengembangan kurikulum dan perbaikan mutu, pihak sekolah bersama -sama dengan guru berupaya sebaik mungkin meningkatkan mutu sekolah supaya dapat bersaing dengan sekolah lain yang ada di kota singkawang. sekolah mewajibkan guru untuk membuat perangkat mengajar berupa RPP dan mengikuti pelatihan kurikulum.
            Dari segi tenaga pendidik, SMP Era Pembangunan B menerapkan system honorer kepada semua pengajar yang ada di sekolah tersebut. Hal ini dikarenakan kebanyakan guru yang mengajar pada sekolah tersebut mengajar pada sekolah lain yang ada di kota singkawang, sehingga untuk mengangkat guru tetap itu merupakan wewenang yayasan yang ada di pusat.
            Segi sarana dan prasarana, SMP Era Pembangunan memiliki kendala dari alat peraga yang masih minim. Oleh karena itu perlu adanya upaya yang maksimal dalam membenahi sarana yang ada di sana. Jika dilihat dari segi prasarana, SMP Era Pembangunan memiliki ruangan yang lumayan layak dan memenuhi criteria kelas. Lantai terbuat dari semen sedangkan tembok terbuat dari batako atau semen, sedangkan atap terbuat dari seng. Penyediaan fasilitas masih harus maksimal dan pendanaan dari yayasan ahrus lebih besar untuk biaya pengembangan sekolah termasuk pengadaan perpustakaan dan buku-buku pelajaran serta buku bacaan buat siswa.
            Dari segi siswa atau peserta didik, SMP Era Pembangunan harus secara maksimal memberikan bimbingan kepada siswa yang kurang. Siswa diberikan tuntunan dalam mengembangkan kemandiriannya agar siswa dapat belajar lebih maksimal.
            Dalam hal interaksi belajar, siswa SMP Era Pembangunan B memiliki tingkat kelemahan, dimana siswa selaku peserta didik malu untuk bertanya apabila terdapat hal yang belum di pahami khususnya materi belajar.

e.      Lembar lampiran