Sabtu, 20 Juni 2015



Judul Buku       : Bangkit Dari Kubur
Pengarang       : Tara Zagita
Cetakan           : Pertama 1997
Penerbit          : Sinar Matahari Jakarta
Jenis Buku       : Novel Fiktif

                A.Unsur Instrinsik
v  Tema                     : Mistik
v  Alur cerita           : Campuran (Maju-Mundur)
v  Latar /setting     :
Ø  Waktu   :
· Pagi Hari
§   Setengah tujuh lewat ….(hal.84)
§   Sebelum  fajar menyinsing…(hal.102)
· Siang Hari
§   Mereka harus datang esok harinya walau…. (hal .19)
§   Siang itu matahari ….(hal.105)
§   Selamat siang…(hal.111)
· Sore hari
§      Sekarang masih pukul tiga sore ….(hal. 58)
§      Sekitar pukul dua …(hal.64,65)
§    Jangan sore ini dong…(Hal. 80)
§  Sore itu Ricko…(hal.114)
· Petang
§  Petang itu ricko …..(hal.35)
· Malam Hari
§  Lewat di depan kuburan malam malam begini  saja ……  (hal20)
§  Pukul tujuh lewat empat puluh enam menit malam ….(hal.66)
§  Agar lampu dinyalakan …(hal.70)
§  Keheningan malam…(hal.123)
§  Memandang malam..(hal.124)
§  Rembulan kembali terselubung…(hal.138)
· Tengah Malam
§  Lewat tengah malam suara ketukan pintu terdengar samar-samar …….(hal.5)
                   
Ø  Tempat :
- Rumah Natasha (hal.5,56,)
- Kamar tidur Nathasia (hal.5)
- Rumah kumala dewi (hal.19,63,67)
- Di jalan
- Pasar loak (hal.27)
- Ruang tamu (hal.35)
- Di dapur (hal.37)
- Di parkiran grand steak( hal .42, 46)
- Kamar pedupaan
- Ruang Tamu Rumah Kumala Dewi(hal.37)
- Kantor polisi (hal.107,111)
- Dalam mobil
- Kantor Kumala Dewi
- Kota Jakarta (hal.44)
- Rumah Ricko (hal.45,47)
- Rumah Dakar (hal .55)
- Showroom(hal. 58,62)
- Pinggian kota Jakarta (hal.81)
- Rumah Tante Orri(hal.81)
- Dalam kamar (hal.88)
- Ruang tengah rumah kumala dewi(hal.127)
Ø  Suasana :
J  Mencekam
F  Merinding dan berdebar-debar…. (hal .6)
F  Perasaan takut dan mencekam …(hal.69)
F  Membuat bulu kuduk berdiri …(hal.85)
J  Menakutkan
F  Ia  memekik kaget dan melompat ….(hal.36)
F  Rasa kaget dan takut membuat….(hal.39)
F  Ia bergitik merinding…(hal.92)
F  Suasana menyeramkan…(hal.139)
J  Romantic
F  Memperhatikan dirinya sejak tadi…(hal.75)
F  Beradu pandang…(hal.75)
F  Mengagumi kecantikan…(hal.78)
F  Bayang-bayang indah dari ….(hal.98)

v  Penokohan         :
F  Kumala dewi              : Bijaksana,ramah.
F  Natasia                         :Penakut.
F  Darus                            : Baik,romantic.
F  Ricko                             :Romantis dan perhatian.
F  Empu canggah           : Angkuh,sombong,tak setia.
F  Buron/jin Layon        : Usil dan penurut.
F  Mak Bariah                 : Penurut,jujur dan taat.
F  Shandi                          : Penurut,patuh,setia.
F  Ujang                            : Jujur.
F  Pak man                       :Jujur dan patuh.
F  Suyatmi                        :jujur.
F  Tante Orri                    :Romantic,sensual
F  Pelayan Tante Orri   :penurut
F  Teman Tante Orri     : penurut
F  Polisi/Mayor Johan : Ramah
F  Sersan Burhan           :Ramah

v  Sudut Pandang :
©       Orang Pertama
©       Orang Kedua
©       Orang Ketiga/Serba tahu
©       Campur-aduk(Multiple)


v  Gaya Bahasa      :
Dalam novel ini,pengarang menggunakan bahasa yang ada didalam pergaulan sehari-hari,namun dibalik  itu semua terdapat unsure kebahasaan berupa majas atau gaya bahasa yang memperindah
Ä  Nafaspun terasa berat. (asosiasi)
Ä  Hidungnya tertutup bantal. (Hiperbola)
Ä  Suara detak jam dinding terasa menghentak ditelinga. (Hiperbola)
Ä  Lolongan suara meliuk-liuk. (Personifikasi)
Ä  Suara menggema di tengah malam. (Hiperbola)
Ä  Lehernya terkoyak.(Hiperbola)
Ä  Jari –jari tangan tampak berkuku runcing dengan warna kebiru-biruan. (Hiperbola)
Ä  Suara berbisik itu bagaikan menembus ketebalan bantal. (Personifikasi)
Ä  Di balik daun jendela.(metonimia)
Ä  Seraut wajah pucat yang membuat jantung nathasia bagaikan terlonjak dari  tempatnya. (Personifikasi)
Ä  Jantungku copot. (Hiperbola)
Ä  Membasahi kerongkongan yang kering. (Hiperbola)
Ä  Wajahnya memancarkan ketegasan.(pleonasme)
Ä  Mayatnya dicuri orang. (pleonasme)
Ä  Natasia selalu menggugurkan kandungannya. (pleonasme)
Ä  Duri dalam rumah tangga. . (Hiperbola)
Ä  Punya alibi kuat. (pleonasme)
Ä  Tangisnya selalu disembunyikan. (Hiperbola)
Ä  Tidak akan buka mulut. (Hiperbola)
Ä  Anak dewa yang dibuang kebumi. (Hiperbola)
Ä  Ia mampu menyadap seluruh ilmu yang dimiliki seseorang. (Hiperbola)
Ä  Memindahkan ilmu seseorang ke otaknya. (Hiperbola)
Ä  Mati membusuk di liang kubur. (Hiperbola)
Ä  Mengejar berita.(personifiksi)
Ä  Keramahan yang memancarkan keanggunan charisma yang cukup tinggi. (Hiperbola)
Ä  Sepasang mata menempel pada dinding. (Hiperbola)
Ä  Mata yang masih hidup. (Hiperbola)
Ä  Tembok itu bermata. (Hiperbola)
Ä  Bagaikan memotong tembok tebal. (Hiperbola)
Ä  Bicara empat mata. (Hiperbola)
Ä  Menempel pada dinding. (Hiperbola)
Ä  Sepasang mata naik kelangit- langit. (Hiperbola)
Ä  Memancing kecurigaan. (Hiperbola)
Ä  Jatuh seperti dua butir telur ayam yang berwarna hitam putih. (Personifikasi)
Ä  Jerit roda memeluk tinggi-tinggi. (personifiksi)
Ä  Kurantai lehermu dan ku benamkan kedasar laut. . (Hiperbola)
Ä  Di penjarakan di sebuah guci. (Hiperbola)
Ä  Rohnya melayang-layang ke masa beberapa ratus tahun yang lalu. (Hiperbola)
Ä  Mata menatap tajam kepada sang empu. (Hiperbola)
Ä  Kau manusia yang lebih hina dari seekor katak.(sinisme)
Ä  Tubuh katak meletup menyemburkan asap. (Hiperbola)
Ä  Jarinya bagaikan kaki-kaki kecil yang berlarian di lantai karpet.(personifikasi)
Ä  Gadis cantik berbibir ranum sensual itu,menatap sandi tajam-tajam. (hiperbola)
Ä  Banyak orang yang melihat baku tembak antara pihak perampok dengan pihak keamanan.(sinekdoke)
Ä  Pancaran matanya cukup tajam.(hiperbola)
Ä  Bak mata seekor burung elang.(alegori)
Ä  Punggung perempuan itu seperti dinding beton yang sukar dirobohkan.(perumpamaan)
Ä  Bibirnya akan menjadi lebih hitam lagi. (hiperbola)
Ä  Kain satin berwarna merah menyala.(personifikasi)
Ä  Panjang jubah hampir mencapai mata kaki. (hiperbola)
Ä  Bulu kuduk meremang bersama desiran rasa seram dalam hati. (hiperbola)
Ä  Terasa menyesakkan dada dan mengeringkan tenggorokan. (pleoname)
Ä  Menyeringai seperti kuda.(perumpamaan)
Ä  Timbul debar-debar keindahan.(pleonasme)
Ä  Benaknya dihinggapi bayangan – bayangan indah dari sebuah percumbuan.(pleonasme)
Ä  Hatinya memendam kemarahan.(pleonasme)
Ä  Cengar-cengir tertawa kecil.(aliterasi)
Ä  Hati mulai berbunga.(hiperbola)
Ä  Menggunakan land cruiser hitam.(metonimia)
Ä  Perampok itu menewaskan tiga nasabah.(sarkasme)
Ä  Duduk didepan pesawat TV.(metonimia)
Ä  Menghembuskan nafas panjang-panjang.(aliterasi)
Ä  Ia tenggelam dalam keheningan malam. (Hiperbola)
Ä  Diam tanpa suara,biru tanpa kata.(asonansi)
Ä  Cahaya rembulan bersinar pucat menerpa dedaunan. (Hiperbola)
Ä  Suara angin menderu dan lolongan anjing bersahutan. (Hiperbola)
Ä  Gelegar petir menyambar-nyambar,bagaikan ingin menghancurkan rumah. (Personifikasi)
Ä  Kain gorden terhempas angin. (Hiperbola)
Ä  Mereka terguncang-guncang oleh getaran lantai yang seolah ingin retak. (Personifikasi)
Ä  Gelombang padat yang menerjang berkali-kali. (Personifikasi)
Ä  Kedua tangan memancarkan cahaya putih keperak-perakan. (Hiperbola)
Ä  Pintu almari menjadi jebol. (Hiperbola)
Ä  Pembatas ruangan jebol. (Hiperbola)
Ä  Kedua matanya memancarkan sepasang sinar hijau lurus seperti laser. (Hiperbola)
Ä  Letupan yang memercikkkan bunga api. (Hiperbola)
Ä  Tubuhnya membentur dinding dengan keras. (Personifikasi)
Ä  Suara yang mirip derap kaki kuda.(metafora)
Ä  Getaran yang mirip gempa itupun hilang berganti kesunyian. (metafora)
Ä  Sebagian darah dari pelipisnya membasahi rambut. (Hiperbola)
Ä  Keadaan rumah menjadi seperti kapal pecah.(ironi)
Ä  Suara gemuruhnya  terdengar menegangkan urat saraf.(pleonasme)
Ä  Matanya mulai tampak ganas. (Hiperbola)
Ä  Tubuh tinggi besar,berkepala gundul,kedua matanya sebesar bola tenis berwarna merah,kulitnya hitam berlendir.(pleonasme)
Ä  Bau kambing dan amis darahpun menyebar dari tubuhnya. (Hiperbola)
Ä  Langkah kakinya menggetarkan seluruh isi rumah. (Hiperbola)
Ä  Suara gemuruh seperti derap kaki kuda. (Personifikasi)
Ä  Suara petir mulai terdengar bagai akan menghujani rumah kumala dewi. (Hiperbola)
Ä  Kilatan  cahaya biru petir melesat kesana – sini.(Personifikasi)
Ä  bagaikan ingin mencabik-cabik bumi. (Personifikasi)
Ä  Rembulan kembali berselubung mega hitam.(metafora)
Ä  Angin berhembus dengan kencang. (Hiperbola)
Ä  Menyerupai badai penjemput ajal. (Personifikasi)
Ä  Suaranya menggetarkan pepohonan di sekita tempat itu. (Hiperbola)
Ä  Gumpalan keempat kabut menerjang Jin layon. (Hiperbola)
Ä  Badai besar berhembus dalam sekejap. (Hiperbola)
Ä  Seperti tulang-tulang raksasa yang patah dan berhamburan. (Personifikasi)
Ä  Meluncur mengubah bentuk seperti tombak raksasa.(metafora)
Ä  Keluar lidah api yang  menyembur dengan ganas. (Hiperbola)
Ä  Ledakan yang timbul menghadirkan angin besar. . (Hiperbola)
Ä  Sinar hijau berekor mirip meteor.(metafora)
Ä  Melesat dengan cepat dan menerjang gumpalan kabut. (Personifikasi)
Ä  Naga dari kabut hitam itu pecah menyebar.(metaforra)
Ä  Jatuh terkapar dijalanan beraspal.(pleonasme)
Ä  Gumpalan kabut yang lenyap menembus langit. (Hiperbola)
Ä  Menggema kemana-mana. (Hiperbola)
Ä  Dadaku sesak  seperti mau jebol. (Hiperbola)
Ä  Ketiga mayat yang kini dalam keadaan membusuk. (Hiperbola)

v  Pesan moral
      Dalam novel ini,pengarang menyampaikan  pesan moral antara lain :
Ø  Harus membela kebenaran.
Ø  Tidak boleh menjadi orang yang penakut.
Ø  Tidak boleh mempunyai sifat yang sombong.
Ø  Harus bisa menghargai orang lain.
Ø  Bisa menghargai makhluk ciptaan Tuhan lainnya,walau mereka hidup pada dunia yang berbeda.
Ø  Gunakan ilmu yang kita miliki untuk hal-hal yang baik untuk orang lain.
Ø  Lakukan segala sesuatu dengan perencanaan dan pemikiran yang matang agar tidak terjadi kesalahan.
Ø  Jangan mudah percaya dengan bujuk rayu seseorang.
Ø  Jangan bersekutu dengan iblis.
Ø  Jangan mengambil hak milik orang lain.
Ø  Jangan berzinah,harus bisa mengendalikan hawa nafsu dunia.
Ø  Dalam hidup ini kita,harus mengandalkan kekuatan Tuhan.
Ø  Harus saling membantu.
Ø  Kaum laki-laki dan perempuan harus bisa saling menghargai.
Ø  Tidak selamanya seorang wanita itu lemah.








B.Unsur Ekstrinsik
1.Sosial Budaya
            Masyarakat tidak bisa dipisahkan dari yang namanya takhayul.walaupun sudah masuki zaman modern saat ini,masyarakat masih menggunakan bantuan kekuatan  gaib untuk melakukan hal-hal yang ada disekitar mereka.
                Kekuatan gaib digunakan untuk memudahkan sesuatu hal,baik positif maupun negative yang pada intinya bertentangan dengan nilai keagamaan ketika hal tersebut menggunakankekuatan iblis.
                Novel ini mengisahkan seorang wanita yang bernama Kumala dewi,yang mempunyai kesaktian yang luar biasa.Dia menggunakan kekuatannya untuk membantu orang-orang yang memerlukan pertolongannya.Walaupun ia seorang yang sakti,ia tidak pernah sombong ataupun sesumbar dengan apa yang ia miliki.
                Dibalik kesaktian yang ia miliki,akhirnya ia takhluk pada yang namanya cinta.kekuatan cinta memberi pengaruh penting dalam kehidupan ini.

2.Penulis/pengarang

                Pengarang novel ini adalah Tara Zagita,sungguh sangat disayangkan biografi pengarang novel ini tidak tersedia.Mungkin pengarang tidak mau identitasnya diketahui oleh khalayak ramai penikmat novel yang bernuansa mistis.

3.Cover

                Cover tidak tersedia dikarenakan Novel ini dalam keadaan rusak berat dan telah usang,namun pembaca dapat meramalkan bahwa sampul novel ini bernuansa mistik sesuai tema,alur cerita , latar dan  penokohan yang di tuangkan lewat jalan cerita.



4.Resensi dan Penilaian tentang kelebihan dan kekurangan buku
                                 Kelebihan novel ini
       Novel ini membuka tirai pada pembaca bahwa pada dasarnya manusia hidup berdampingan dengan makhluk yang ada      di dunia lain. Manusia harus bisa menghargai keberadaan mereka walau wujud mereka tidak nyata.
          Dalam novel ini, pengarang mampu mengangkat  hal-hal yang tidak masuk akal atau mitos dimasyarakat menjadi sebuah  fakta yang nyata adanya. Pengarang  mengungkpkan lewat tulisannya jika mayat yang telah meninggal beberapa hari bisa di bangkitkan kembali oleh yang namanya ilmu hitam.secara logika hal ini tidak masuk akal.  Pengarang  berani mengambil resiko untuk  mengungkapkan hal tersebut.
          Pengarang   juga mengungkapkan  lewat ceritanya bahwa kekuatan cinta dan persahabatan sejati itu lebih besar di bandingkn kekuatan fisik yang tampak.Kekuatan cinta bisa meluluhkan segalanya.
          Kelebihan lainnya dalam Novel ini,Para pembaca diminta untuk mampu mengilustrasikan dan membayangkan gambaran sosok jin,setan,mayat hidup dan kekuatan yang gaib yang penuh dengan pamornya seolah-olah benar hidup dan berada di sekitar kita pembaca novel.
          Novel ini menggunakan metode dramatic dalam penggambaran penokohan.Watak tokoh yang tidak diceritakan secara langsung oleh pengarangnya,tetapi disampaikan melalui,pilihan nama,penggambaran fisik dan melalui percakapan.
Dalam novel ini,pengarang menggunakan bahasa yang ada didalam pergaulan masyarakat sehari-hari, unsure kebahasaan berupa majas atau gaya bahasa yang memperindah setiap bab dalam novel ini sehingga suasana seolah-olah dalam kehidupan nyata.


                                        Kekurangan novel ini
                                   
       Kekurangan dalam novel ini tampak jelas sekali,pengarang  sesekali mengubah alur cerita,yang membuat pembaca akan sedikit bingung.Pembaca akan dibawa ke masa ratusan tahun lalu,kemudian dibawa lagi kezaman modern.
          Novel ini juga belum jelas  siapa yang menjadi biang kerok dibalik peristiwa pembunuhan Dakar dan peristiwa perampokan bank yang terjadi.Tokoh Kumala sari yang merupakan tokoh utama selalu menjadi sorotan.
          Novel ini menggunakan gaya bahasa yang berlebihan serta terlalu kearah Phanteisme,sehingga  bukan lagi Tuhan yang mempunyai kekuatan besar yang patut diandalkan tetapi iblis atau hantu.Manusia di paksa untuk percaya akan halhal gaib atau supranatural  melalui paranormal bukannya memanjatka doa kepada Tuhan.
          Novel ini sedikit vulgar,jadi untuk usia dalam kategori remaja harus hati-hati dalam menafsirkan setiap bahasa yang di ungkapkan dalam novel ini.Tokoh Tante orri yang dikisahkan pengarang seorang wanita yang cantik,perokok dan Paranormal yang tidak jelas latar belakangnya hanya diungkapkan pada bab 5,sedang dibagian lainnya tidak disebutkan lagi nama Tante Orri
          Yang menjadi kekurangan fatal dalam novel ini adalah  akhir kisah yang tidak terlalu menggigit pembaca,seolah-olah tidak ada klimaks puncaknya. Hal ini membuat pembaca akan merasa sedikit kecewa karena ending cerita yang tidak jelas.
          Diakhir cerita hanya mengisahkan petarungan antara Kumala dewi dengan roh jahat yang mengendalikan ketiga mayat,yang intinya kumala dewi harus menerima kekalahan,hingga ia harus meminta bantuan bernama Buron alias Jin Layon yang telah ia kurung dalam botol. Pada akhirnya kemenangan ada dipihak Jin Layon.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar