BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Wacana merupakan kesatuan makna (semantik) antar bagian di dalam suatu bangun bahasa. Dengan kesatuan makna, wacana
dilihat sebagai bangun bahasa yang utuh karena setiap bagian di dalam wacana
itu berhubungan secara padu. Di samping itu, wacana juga terikat pada konteks.
Sebagai kesatuan yang abstrak, wacana dibedakan dari teks, tulisan, bacaan, dan
tuturan yang mengacu pada makna yang sama, yaitu wujud konkret yang terlihat,
terbaca, atau terdengar. Pemahaman terhadap wacana akan memudahkan kita
memahami bahasa secara lebih luas tidak saja dari struktur formal bahasa tetapi
juga dari aspek di luar bahasa (konteks).
Wacana memiliki dua unsur pendukung utama, yaitu unsur dalam
(internal) dan unsur luar (eksternal). Unsur internal berkaitan dengan aspek
formal kebahasaan, sedangkan unsur eksternal berkaitan dengan hal-hal di luar
wacana itu sendiri. Unsur eksternal wacana merupakan sesuatu yang menjadi
bagian wacana, tetapi tidak nampak secara eksplisit. Kehadiran unsur eksternal
berfungsi sebagai pelengkap keutuhan wacana. Unsur-unsur eksternal ini terdiri
atas implikatur, presuposisi, referensi, inferensi, dan konteks.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasaran
latar belakang diatas,maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1.
Apa yang dimaksud dengan Unsur Internal
Wacana?
2.
Apa saja Unsur-unsur internal yang ada
di dalam sebuah wacana?
3.
Bagaimana contoh penggunaan unsur –
unsur internal tersebut dalam sebuah wacana?
1.3 Pendekatan
Dalam menulis makalah ini kami
menggunakan pendekatan Studi Pustaka , Cara ini kami gunakan untuk mendapatkan pendapat para Ahli tentang Unsur -
unsur internal wacana, kata dan kalimat
serta teks dan konteks dalam Bahasa Indonesia.
1.4 Ruang lingkup
Adapun
ruang lingkup dari Makalah
ini membahas tentang
unsur - unsur internal wacana, kata dan
kalimat serta teks dan konteks dalam Bahasa Indonesia. Hal ini bertujuan agar
tidak keluar dari pokok pembahasan, sehingga perlu diberikan batasan yang
sesuai.
1.5 Definisi
1.6 Sistematika makalah
Makalah ini disajikan dalam bentuk
sebagai berikut :
I. Pendahuluan
1.1.
Latar Belakang
1.2.
rumusan masalah
1.3.
Pendekatan
1.4.
Ruang lingkup
1.5 Definisi
1.6. Sistematika
1.7. Tujuan
1.8
Manfaat
II. Pembahasan
III. Penutup
1.7 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari
penyusunan makalah ini adalah:
a.
Untuk mengidentifikasi unsur - unsur internal wacana.
b.
Memberikan contoh unsur - unsur internal wacana kedalamsebuah wacana.
1.8 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh
dari penyusunan makalah ini berupa manfaat teoritis dan praktis, yaitu:
1.8.1 Manfaat Teoritis
Penulisan
makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan, pengalaman yang bermanfaat
dan menjadi rujukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan
Unsur - Unsur Internal Wacana, Kata dan Kalimat serta Teks dan Konteks dalam
Bahasa Indonesia.
1.8.2 Manfaat Praktis
Manfaat Praktis
dari penulisan makalah ini bagi :
A.
Penulis
Menambah dan meningkatkan pengetahuan tentang unsur -
unsur internal wacana, kata dan kalimat serta teks dan konteks dalam Bahasa
Indonesia.
B.
Mahasiswa
Memberikan motivasi kepada mahasiswa agar lebih dalam
lagi mengenal dan memahami tentang unsur
- unsur internal wacana, kata dan kalimat serta teks dan konteks dalam Bahasa
Indonesia.
Selain itu
makalah ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk mempelajari Bahasa
Indonesia.
BAB 2
Kajian Teori
2.1 Unsur-unsur Internal Wacana
Unsur internal merupakan
bagian terpenting dan paling pokok ketika sebuah wacana.Dikatakan sebagai unsur
paling pokok karena unsur internal merupakan bagian penyusun yang diibaratkan
sebagai mesin penggerak dalam sebuah pesawat terbang.tanpa unsur internal, sebuah wacana tidak akan memiliki
makna dan arti.
Adapun unsur - unsur internal
wacana
terdiri atas satuan kata dan kalimat.
Yang dimaksud satuan kata
ialah tuturan yang berwujud satu kata. Untuk menjadi susunan wacana yang lebih
besar, satuan kata atau kalimat tersebut akan bertalian dan bergabung (Mulyana,
2005 : 9).
2.1.1 Kata dan
Kalimat
Dalam suatu susunan kalimat yang
lebih besar, Kata merupakan bagian dari kalimat karena sebuah kalimat bisa terdiri atas
beberapa kata yang membentuk satu pengertian yang utuh dan selesai jika
dilisankan, sebuah kalimat diakhiri dengan intonasi final. Kalimat sering
diandaikan seperti sebuah bangunan yang terdiri atas beberapa ruang. Padahal,
bisa saja sebuah kalimat hanya terdiri atas satu kata. Namun, kalimat satu kata
itu harus merupakan pengungkapan atau tuturan pendek yang memiliki esensi sebagai kalimat dapat diiistilahkan seperti satu ruangan harus
dianggap sebagai sebuah
rumah. Kalimat pendek seperti itu sering terdapat pada dialog atau percakapan, karena pada
tempat dan situasi tertentu orang cenderung bertanya jawab dengan kalimat
pendek, bahkan mungkin tidak berbentuk kalimat.
Contoh:
Ketika pulang dari kampus Inul bertemu
dengan Ipul.
Inul: Kemana?
Kuliah, ya?
Ipul : Enggak, mau ke rumah teman, ngerjakan tugas
kelompok.
Kata atau kalimat yang berkedudukan sebagai wacana
harus memiliki makna yang lengkap, informasi dan konteksnya jelas untuk
mendukung sebuah tuturan yang utuh. Pada dasarnya, sebuah kata atau kalimat
menjadi bermakna karena selalu diandalkan adanya unsur lain yang menjadi
pasangannya. Jadi, sebuah
kalimat dapat dipahami karena adanya makna kalimat yang menjadi bandingannya
itu.
Contoh:
Saya haus.
Kalimat itu dapat dipahami pendengar atau pembaca
karena adanya unsur lain, seperti saya
tidak haus atau saya mau minum.
2.1.2 Teks dan Konteks
Teks merupakan hasil proses wacana. Di dalam
proses tersebut, terdapat nilai-nilai, ideologi, emosi, serta kepentingan lain dari seorang penulis wacana. Dengan kata lain, untuk memahami makna suatu teks, tidak dapat dilepaskan hanya dari
pemahaman tentang teks itu saja, namun
konteks yang menyertai teks tersebut juga harus dipahami dan ditafsirkan. Pemahaman
makna dan pesan dalam teks akan
terhambat jika pembaca salah dalam menafsirkan konteksnya.
Perpaduan teks dan konteks disebut wacana. Artinya,
sebuah teks disebut wacana berkat adanya konteks, Menurut Sumarlam (2005: 47) seorang pakar Bahasa Indonesia, menyatakan
bahwa Konteks wacana adalah aspek internal wacana dan segala
sesuatu yang secara eksternal melingkupi sebuah wacana. Berdasarkan pengertian
tersebut, maka konteks wacana secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua
kelompok yaitu konteks bahasa dan konteks luar
bahasa. Konteks wacana terdiri atas beberapa unsur, yaitu:
a.Latar
(Setting and Scene)
b.Peserta
(Participants)
c.Hasil
(Ends)
d.Amanat
(Act Sequence)
e.Cara
(Key)
f.Sarana
(Instrumentalitis)
g.Norma
(Norm)
h.Jenis
(Genre)
a. Latar
(Setting and Scene)
Setting
lebih bersifat fisik yang mengacu pada tempat dan waktu terjadinya percakapan.
Sedangkan scene merupakan latar psikis yang lebih mengacu pada suasana psikologis
yang menyertai peristiwa tuturan. Hal tersebut terlihat pada wacana berikut
ini: Waktu pukul delapan
malam, desa Sijangkung sudah tampak sunyi seperti kuburan. Terpaksa aku menutup
pintu rumah dan meregangkan otot di tempat tidur. Aku terbangun pukul enam pagi. Tidak disangka, ternyata matahari telah
bersinar di Ufuk Timur sedangkan jalanan sudah diisesaki oleh banyak orang yang berlalu-lalang.
b. Peserta
(Participants)
Peserta
yaitu orang-orang yang terlibat dalam percakapan, baik secara langsung maupun
tidak langsung.
c. Hasil
(Ends)
Hasil
mengacu pada tujuan akhir dan tanggapan dari suatu pembicaraan yang memang
diharapkan oleh penutur.
d. Amanat
(Act Sequence)
Amanat
mengacu pada bentuk dan isi amanat. Bentuk amanat dapat berupa surat, esai,
iklan, pemberitahuan, pengumuman, dan sebagainya.
e.Cara (Key)
Cara
mengacu pada pelaksanaan percakapan, misalnya dengan cara bersemangat, santai,
maupun tenang yang meliputi nada dan
sikap.
f. Sarana
(Instrumentalitis)
Sarana merupakan wahana komunikasi yang dapat
mengacu pada pemakaian bahasa, apakah secara lisan atau tertulis.
g. Norma
(Norm)
Norma
mengacu pada aturan-aturan perilaku peserta percakapan, misalnya diskusi yang
cenderung bersifat dua arah, sedangkan pidato cenderung satu arah. Aturan yang
membatasi percakapan, seperti bagaimana cara membicarakannya.
h. Jenis
(Genre)
Jenis
mengacu pada jenis wacana yang disampaikan, misalnya wacana koran dan wacana
puisi.
Istilah teks
lebih dekat pemaknaannya dengan bahasa tulis, dan wacana bahasa lisan. Dalam
konteks ini, teks dapat disamakan dengan naskah. Sedangkan istilah konteks adalah
teks yang bersifat sejajar, koordinatif, dan memiliki hubungan dengan teks
lainnya, teks yang satu memiliki hubungan dengan teks lainnya.
Konteks berarti yang berkenaan dengan teks,
yakni benda - benda atau hal-hal beserta canda
bersama teks dan menjadi lingkungan itu. Menurut Brown dan Yulo (1983), konteks
adalah lingkungan (envirenment) atau keadaan (circumstances) tempat bahasa
digunakan. Dapat pula dikatakan bahwa konteks adalah lingkungan teks. Disamping
istilah konteks dalam khasanah istilah linguistik Indonesia
juga digunakan istilah lingkungan, lingkupan yang sama mempunyai makna yang
berbeda karena konteks yang berbeda.
Imam
Syafei menambahkan bahwa, apabila dicermati dengan saksama, konteks terjadinya
suatu percakapan terdiri dari empat macam, yaitu.
a.Konteks
linguistik, yaitu kalimat-kalimat dalam percakapan;
b.Konteks
epistemis, yaitu latar belakang pengetahuan yang sama-
sama diketahui oleh partisipant;
c.Konteks
fisik, yaitu tempat terjadinya percakapan dan objek yang
disajikan dalam percakapan;
d.Konteks
sosial, yaitu relasi sosial yang melengkapi hubungan
antarpelaku atau partisipan dalam
suatu percakapan.
BAB 3 Penutup
3.1 Simpulan
Wacana adalah kesatuan makna ( semantik) antar bagian didalam suatu bangun bahasa. Dengan
ketentuan makna, wacana dilihat sebagai bangunan bahasa yang utuh, karna setiap
bagian didalam wacana itu berhubungan secara padu. Disamping itu wacana juga
terikat pada konteks sebagai kesatuan yang abstrak.
Wacana memiliki dua unsur pendukung utama yaitu unsur dalam (internal) dan
unsur khas (eksternal). Unsur internal berkaitan dengan aspek
formal kebahasaan, sedangkan unsur eksternal wacana merupakan suatu yang
menjadi bagian wacana tetapi tidak tampak secara eksplisit. Kehadiran unsur
eksternal berfungsi sebagai pelengkap keutuhan wacana. Unsur unsur eksternal
itu terdiri atas implikatur, presu posisi, referensi dalam konteks.
3.2 Saran
Daftar Pustaka
Http/www. joomlArt. UT belajar
wacana indonesia. Com
http://andriew.blogspot.com/2011/03/pengertian-wacana-dan-analisis-wacana.html
http://anggia-pratiwi.blogspot.com/2011/03/silabus-analisis-wacana.html
http://dc444.4shared.com/doc/bxrEpUUv/preview.html
http://dinnwangsadidjaya.blogspot.com/2012/04/analisis-wacana-lirik-lagu-separuh.html
http://tianfatmanuraini.blogspot.com/2011/06/pendekatan-konteks-wacana-oleh-tian.html
http://www.scribd.com/doc/57566273/Kedudukan-Wacana
http://www.scribd.com/doc/86753679/analisis-wacana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar