BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara mengenai bahasa Indonesia
kita tidak lepas dari masalah bahasa daerah. Hal ini disebabkan oleh
pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia sangat erat hubungannya dengan
bahasa daerah. Kita tahu bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu,
tetapi dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya bahasa Melayu sebagai dasar
bahasa Indonesia.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia
tidak dapat lepas dari kegiatan berbahasa. Manusia menjadi akrab dengan bahasa,
karena berbahasa manusia dapat mengungkapkan suatu gagasan, keinginan sehingga
adanya komunikasi timbal balik antara pembicara dengan lawan bicara.
Bahasa adalah sistem lambang bunyi
arbitrer yang digunakan oleh anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi
dan mengidentifikasi diri. Negara Indonesia memiliki beragam suku, budaya dan
bahasa, yang salah satunya adalah bahasa Jawa. Salah satu bahasa daerah yang
populer di Indonesia adalah bahasa Jawa,karena orang yang berasal dari pulau
Jawa mayoritas banyak yang bertransmigrasi atau pun merantau ke daerah-daerah
lain yang ada di Indonesia, salah satunya adalah di Riau ini, yaitu sekitar 30%
masyarakatnya adalah berasal dari Jawa.
Bahasa Jawa juga sangat berpengaruh
besar terhadap masyarakat Jawa khususnya dalam menggunakan dan mengucapkan
bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Sangat banyak sekali pengucapan
kata-kata yang tidak sesuai dengan aturan-aturan bahasa Indonesia yang
diucapkan oleh masyarakat yang berasal dari Jawa.
Bahasa Jawa juga sangat berpengaruh
besar terhadap masyarakat Jawa khususnya dalam menggunakan dan mengucapkan
bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Sangat banyak sekali pengucapan
kata-kata yang tidak sesuai dengan aturan-aturan bahasa Indonesia yang
diucapkan oleh masyarakat yang berasal dari Jawa. Baik dalam pengucapan
diftong, fonem dan hal-hal lain yang berkaitan dengan penggunaan bahasa
Indonesia.
B. Rumusan
Masalah
Adapun
masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut.
1. Apa
pengaruh bahasa Jawa terhadap bahasa Indonesia?
2.
Apa
pengaruh positif bahasa Jawa terhadap bahasa Indonesia?
3.
Apa
pengaruh negatif bahasa Jawa terhadap bahasa Indonesia?
C. Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah diatas maka tujuan pembuatan makalah ini adalah:
1.
Untuk
mengetahui bagaimana pengaruh bahasa Jawa terhadap bahasa Indonesia
2.
Untuk
mengetahui apa pengaruh positif bahasa Jawa terhadap bahasa Indonesia
3.
Untuk
mengetahui apa pengaruh negatif bahasa Jawa terhadap bahasa Indonesia
D. Manfaat
Hasil
dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak.
Khususnya kepada mahasiswa untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam
belajar. Manfaat lainnya dari penulisan makalah ini adalah dengan adanya
penulisan makalah ini diharapkan dapat dijadikan satu diantara referensi dalam
membuat makalah dengan judul yang sama.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengaruh Bahasa Jawa Terhadap Bahasa Indonesia
Bahasa Jawa termasuk bahasa yang terbanyak
dipelajari dan yang sudah diusut sejarahnya. Kesusasteraannya sudah mulai
berkembang sejak kira-kira seribu tahun yang lalu. Orang yang pertama
menunjukanperhatian dunia luar atas bahasa itu adalah Raffles (1781-1826). Ia
adalah Gubernur Inggris yang terkenal karena minatnya dan pengetahuannya
terhadap Indonesia. Dalam bukunya diuraikan tentang bahasa kuno. Katanya,
penduduk pulau Jawa mempunyai bahasa klasik yang boleh dianggap sebagai
sumber/jalan tempat bahasa Jawa memperoleh kata-kata Sansekerta.
Bahan-bahan yang dikumpulkan Raffles
dipergunakan oleh seorang ahli filsafat bangsa Jerman, Wilhelm von Humboldt.
Pada tahun 1836 diterbitkan buku yang berjudul Ueber die Kawi Sprache auf der Insei Java. Buku itu berpuluh-puluh
tahun menjadi sumber pengetahuan bahasa Jawa kuno. Sudah tentu kini tidak
terpakai lagi. Pengetahuan sejak Von Humboldt sudah banyak mengalami kemajuan.
Menurut sejarah bangsa, bahasa Jawa
dibagi atas bahasa Jawa Kuno, dan bahasa Jawa Modern. Berabad-abad lamanya
bahasa Jawa Kuno memegang peranan penting dikalangan pujangga sebagai bahasa
kesusasteraan. Wilayah bahasa Jawa meliputi daerah Jawa Tengah, sebagian Jawa
Timur, sepanjang pantai Cirebon, dan bagian utara Banten. Akibat transmigrasi
penduduk keseluruh tanah air, bahasa Jawa makin meluas. Seperti bahasa-bahasa
lain, bahasa jawa mengenal beraneka dialek yang sampai saat ini belum cukup
diselidiki, diantaranya adalah dialek-dialek Banyumas, Malang, Tegal, Jepara,
dan Surabaya. Hal yang menarik juga dalam bahasa Jawa adalah karena adanya
tingkat-tingkat bahasa berdasarkan kedudukan sosial pemakai (kromo dan ngoko).
Di seluruh dunia, mungkin belum ada sebuah bahasa pun yang begitu mendalam
membedakan bahasa menurut kedudukan pemakai dalam masyarakat.
Penyelidik-penyelidik bahasa Jawa di
antaranya adalah C.C Berg, E.N. Uhlenbeck, J.Gonda, Van der Tuuk, De Casparis,
R.M.Ng. Purbotjoroko, Prijono, A. Teeuw, dan Prijokusumo.
Kamus-kamus bahasa Jawa yang
terpenting adalah :
Gericke-Roorda
: Javaansch Nederlandsch woordenboek Leiden 1862. Tjetakan 2, tahun 1901 (dua jilid).
Th.
Pegeaud : Nederlands-Javaands woordenboek dan Javands-Nederlands
Handwoordenboek 1938
W.J.S. Poerwadarminoto
: Javaans-Nederlands Woodenboek. 1950.
Di samping perluasan terhadap
penggunaan bahasa Indonesia, ternyata hal tersebut tidak serta merta menghapus
bahasa ibu atau bahasa kedaerahan. Bahasa daerah asal tetap digunakan oleh para
penutur bahasa Jawa untuk berkomunikasi dengan masyarakat yang satu daerah dan
satu bahasa. Hal tersebut mencerminkan ragam daerah dan bahasa yang sudah sejak
dahulu dimiliki oleh bangsa Indonesia, namun dengan demikian juga akan
menimbulkan pengaruh negatif, salah satu dampak negatifnya adalah ketika
masyarakat yang terbiasa menggunakan bahasa daerah masing-masing, maka ketika
menggunakan bahasa Indonesia yang baku, banyak kesalahan dalam pengucapan
kata-kata yang ada pada bahasa Indonesia itu sendiri, semua itu terjadi karena
tidak dibiasakannya menggunakan bahasa Indonesia ketika berada di lingkungan
tempat tinggalnya sehari-hari. Namun, dengan terjadinya hal tersebut, tetap ada
pengaruh positifnya. Yaitu, bangsa Indonesia tetap memiliki karakter yang
berasal dari kearifan daerah masing-masing. Sama halnya seperti bahasa daerah,
para penutur asli tetap mempertahankannya, karena di sanalah terdapat identitas
dan karakter sebuah masyarakat. Meskipun tak dapat dipungkiri bahwa perubahan
itu akan selalu ada terkait dengan kodrat manusia sebagai makhluk yang dinamis.
Salah satu bahasa daerah yang
populer di Indonesia adalah bahasa Jawa, karena orang yang berasal dari pulau
Jawa mayoritas banyak yang bertransmigrasi ataupun merantau ke daerah-daerah
lain yang ada di Indonesia, salah satunya adalah di Riau ini. Bahasa Jawa juga
sangat berpengaruh besar terhadap masyarakat Jawa khususnya dalam menggunakan
dan mengucapkan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
1.
Pengaruh Positif
a. Bahasa
Indonesia memiliki banyak kosakata.
Adanya
bahasa Jawa dan daerah yang lain, membuat bahasa Indonesia menjadi kaya dengan
kosakata yang diambil dari kata-kata serapan yang berasal dari bahasa Jawa.
Bahasa Jawa dan juga bahasa dari daerah-daerah lain yang ada, cukup banyak
berpartisipasi memberikan kata-kata serapan kepada bahasa Indonesia yang baku.
Contohnya:
1. Mantan
artinya bekas
2. Ampuh
artinya mempunyai kekuatan gaib yang luar biasa
b. Sebagai kekayaan budaya bangsa
Indonesia.
Banyaknya budaya dan bahasa yang ada
di Indonesia, menjadikan Indonesia memiliki berbagai macam budaya yang
berbeda-beda dan sangat banyak, namun dapat bersatu di Indonesia menjadi
kesatuan yang seutuhnya. Keaneragaman yang sangat banyak tersebut, memberi
kesan yang unik terhadap budaya Indonesia
Bahasa sebagai alat penyebaran
budaya, karena dengan bahasa masyarakat dapat membawa dan mengajarkan
budaya-budaya yang berasal dari Jawa ke daerah lain.
Contoh: Pertunjukkan wayang kulit,
kethoprak, ludruk, reog, dan lain-lain. Kesenian-kesenian tersebut menggunakan
bahasa Jawa sebagai medianya.
c. Sebagai identitas dan ciri khas dari
suatu suku dan daerah.
Dengan adanya keaneragaman bahasa,
maka akan membentuk Indonesia dari perbedaan yang sangat jauh berbeda latar
belakangnya dan memiliki ciri khas pada daerahnya masing-masing. Ciri-ciri
tersebut dapat dilihat dari dialeg dan idiolegnya ketika orang Jawa sedang
berbicara
d. Menimbulkan keakraban dalam
berkomunikasi.
Ketika masyarakat pada suatu daerah
berkomunikasi dengan masyarakat yang lainnya, dan pada saat itu mereka sedang
berada di luar daerahnya, maka akan terjadi keakraban dan kenyamanan dalam
berkomunikasi karena sedang berbicara dengan orang yang berasal satu daerah dan
satu bahasa. Mereka merasa menjadi keluarga besar ketika berada di luar daerah
lingkungan tempat tinggalnya. Berbicara dengan orang yang berasal dari daerah
yang sama akan merasa senasib dan sepenanggungan.
Contoh: Mahasiswa yang berasal dari daerah
Jawa atau keturunan Jawa, yang sedang berkuliah di universitas yang berada di
luar pulau Jawa dan berjumpa dengan teman yang berasal dari Jawa pula, maka
akan terasa lebih akrab apabila menggunakan bahasa Jawa dalam berkomunikasi.
Begitu juga dengan suku-suku lain akan terjadi hal yang sama.
2. Pengaruh negatif
a. Bahasa
Jawa yang satu sulit dipahami oleh daerah lain.
Bahasa daerah di Indonesia sangat
banyak ragam dan jenisnya, maka tidak mungkin masyarakat dapat paham dan
mengerti akan semua bahasa daerah yang ada di Indonesia. Misalnya pada bahasa
Jawa, dalam bahasa Jawa saja sudah terdapat beberapa tingkatan bahasa yang
sangat jauh berbeda kata-kata dan maknanya, tingkatan tersebut ditentukan oleh
tingkatan usia bagi yang akan berkomunikasi, misalnya dalam percakapan antara
anak remaja dan orang tua, maka bahasa sangat berbeda antara anak remaja dan
orang tua tersebut.
Dalam bahasa Jawa mengenal tingkatan dalam berkomunikasi.
Bahasa Indonesia: “Maaf, saya mau tanya rumah Kak Budi itu,
di mana?”
Ø Ngoko kasar: “Eh, aku arep takon,
omahé Budi kuwi, nèng*ndi?’
Ø Ngoko alus: “Aku nyuwun pirsa, dalemé mas Budi
kuwi, nèng endi?”
Ø Ngoko meninggikan diri sendiri: “Aku
kersa ndangu, omahé mas Budi kuwi, nèng ndi?”
Ø Madya: “Nuwun sèwu, kula ajeng
tanglet, griyané mas Budi niku, teng pundi?”
Ø Madya alus: “Nuwun sèwu, kula ajeng
tanglet, dalemé mas Budi niku, teng pundi?”
Ø Krama andhap: “Nuwun sèwu, dalem
badhé nyuwun pirsa, dalemipun mas Budi punika, wonten pundi?”
Ø Krama: “Nuwun sewu, kula badhé
takèn, griyanipun mas Budi punika, wonten pundi?”
Ø Krama inggil: “Nuwun sewu, kula
badhe nyuwun pirsa, dalemipun mas Budi punika, wonten pundi?”
b.
Masyarakat menjadi kurang paham
dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baku karena sudah terbiasa menggunakan
bahasa Jawa.
Dalam kesehariannya masyarakat
sering menggunakan bahasa Jawa, maka ketika akan berbahasa Indonesia dengan
baik dan benar, maka masyarakat akan kesulitan karena terpengaruh dari bahasa
Jawa yang biasa digunakannya, baik secara lisan maupun secara terulis..
Contohnya:
1.
Gunting menjadi gunteng
2.
Indonesia menjadi Endonesia
4.
Dumai menjadi Dume
5.
Bangau menjadi bango
6.
Bangun menjadi bangon
BAB
III
PENUTUP
A.
Simpulan
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang
digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan
mengidentifikasikan diri. Indonesia memiliki keragaman bahasa dan dialek yang
luar biasa. Ada lebih dari ratusan bahasa dan dialek yang tersebar di seluruh
pulau nusantara, salah satunya adalah bahasa Jawa.
Bahasa Jawa sangat berpengaruh besar
terhadap masyarakat Jawa. khususnya dalam menggunakan dan mengucapkan bahasa
Indonesia dengan baik dan benar. Salah satu dampak negatifnya adalah ketika
masyarakat yang terbiasa menggunakan bahasa Jawa, maka ketika menggunakan
bahasa Indonesia yang baku, banyak kesalahan dalam pengucapan kata-kata yang
ada pada bahasa Indonesia itu sendiri. Sedangkan dampak positifnya adalah
bangsa Indonesia tetap memiliki karakter yang berasal dari kearifan daerah
masing-masing. Sama halnya seperti bahasa Jawa, para penutur asli tetap
mempertahankannya, karena di sanalah terdapat identitas dan karakter sebuah
masyarakat.
B.
Saran
Dalam penyajian materi yang kami
bahas mengenai Bahasa- bahasa Nusantara yang
Mempengaruhi Bahasa Indonesia tentunya terdapat kekurangan baik dari segi penulisan
maupun isi materi yang di sampaikan secara singkat. Untuk itu di mohon kritik
dan saran yang dapat membangun guna menyempurnakan tugas ini dan tugas yang
akan datang, maka dari itu sangat kami harapkan gagasan dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer,Abdul. 2007. Linguistik
Umum. Jakarta: Rineka Cipta
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2003. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Heryana,
Nanang. 2007. Pemerkayaan Bahasa
Indonesia. Pontianak: CV Kami Pontianak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar