Senin, 12 Juni 2017

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Berbicara mengenai bahasa Indonesia kita tidak lepas dari masalah bahasa daerah. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia sangat erat hubungannya dengan bahasa daerah. Kita tahu bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu, tetapi dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya bahasa Melayu sebagai dasar bahasa Indonesia.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat lepas dari kegiatan berbahasa. Manusia menjadi akrab dengan bahasa, karena berbahasa manusia dapat mengungkapkan suatu gagasan, keinginan sehingga adanya komunikasi timbal balik antara pembicara dengan lawan bicara.   
Bahasa adalah sistem lambang bunyi arbitrer yang digunakan oleh anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri. Negara Indonesia memiliki beragam suku, budaya dan bahasa, yang salah satunya adalah bahasa Jawa. Salah satu bahasa daerah yang populer di Indonesia adalah bahasa Jawa,karena orang yang berasal dari pulau Jawa mayoritas banyak yang bertransmigrasi atau pun merantau ke daerah-daerah lain yang ada di Indonesia, salah satunya adalah di Riau ini, yaitu sekitar 30% masyarakatnya adalah berasal dari Jawa.
Bahasa Jawa juga sangat berpengaruh besar terhadap masyarakat Jawa khususnya dalam menggunakan dan mengucapkan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Sangat banyak sekali pengucapan kata-kata yang tidak sesuai dengan aturan-aturan bahasa Indonesia yang diucapkan oleh masyarakat yang berasal dari Jawa.
Bahasa Jawa juga sangat berpengaruh besar terhadap masyarakat Jawa khususnya dalam menggunakan dan mengucapkan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Sangat banyak sekali pengucapan kata-kata yang tidak sesuai dengan aturan-aturan bahasa Indonesia yang diucapkan oleh masyarakat yang berasal dari Jawa. Baik dalam pengucapan diftong, fonem dan hal-hal lain yang berkaitan dengan penggunaan bahasa Indonesia.
B.     Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut.
1.      Apa pengaruh bahasa Jawa terhadap bahasa Indonesia?
2.      Apa pengaruh positif bahasa Jawa terhadap bahasa Indonesia?
3.      Apa pengaruh negatif bahasa Jawa terhadap bahasa Indonesia?

C.    Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan pembuatan makalah ini adalah:
1.      Untuk mengetahui bagaimana pengaruh bahasa Jawa terhadap bahasa Indonesia
2.      Untuk mengetahui apa pengaruh positif bahasa Jawa terhadap bahasa Indonesia
3.      Untuk mengetahui apa pengaruh negatif bahasa Jawa terhadap bahasa Indonesia

D.    Manfaat
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak. Khususnya kepada mahasiswa untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam belajar. Manfaat lainnya dari penulisan makalah ini adalah dengan adanya penulisan makalah ini diharapkan dapat dijadikan satu diantara referensi dalam membuat makalah dengan judul yang sama.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengaruh Bahasa Jawa Terhadap Bahasa Indonesia
Bahasa Jawa termasuk bahasa yang terbanyak dipelajari dan yang sudah diusut sejarahnya. Kesusasteraannya sudah mulai berkembang sejak kira-kira seribu tahun yang lalu. Orang yang pertama menunjukanperhatian dunia luar atas bahasa itu adalah Raffles (1781-1826). Ia adalah Gubernur Inggris yang terkenal karena minatnya dan pengetahuannya terhadap Indonesia. Dalam bukunya diuraikan tentang bahasa kuno. Katanya, penduduk pulau Jawa mempunyai bahasa klasik yang boleh dianggap sebagai sumber/jalan tempat bahasa Jawa memperoleh kata-kata Sansekerta.
            Bahan-bahan yang dikumpulkan Raffles dipergunakan oleh seorang ahli filsafat bangsa Jerman, Wilhelm von Humboldt. Pada tahun 1836 diterbitkan buku yang berjudul Ueber die Kawi Sprache auf der Insei Java. Buku itu berpuluh-puluh tahun menjadi sumber pengetahuan bahasa Jawa kuno. Sudah tentu kini tidak terpakai lagi. Pengetahuan sejak Von Humboldt sudah banyak mengalami kemajuan.
            Menurut sejarah bangsa, bahasa Jawa dibagi atas bahasa Jawa Kuno, dan bahasa Jawa Modern. Berabad-abad lamanya bahasa Jawa Kuno memegang peranan penting dikalangan pujangga sebagai bahasa kesusasteraan. Wilayah bahasa Jawa meliputi daerah Jawa Tengah, sebagian Jawa Timur, sepanjang pantai Cirebon, dan bagian utara Banten. Akibat transmigrasi penduduk keseluruh tanah air, bahasa Jawa makin meluas. Seperti bahasa-bahasa lain, bahasa jawa mengenal beraneka dialek yang sampai saat ini belum cukup diselidiki, diantaranya adalah dialek-dialek Banyumas, Malang, Tegal, Jepara, dan Surabaya. Hal yang menarik juga dalam bahasa Jawa adalah karena adanya tingkat-tingkat bahasa berdasarkan kedudukan sosial pemakai (kromo dan ngoko). Di seluruh dunia, mungkin belum ada sebuah bahasa pun yang begitu mendalam membedakan bahasa menurut kedudukan pemakai dalam masyarakat.
            Penyelidik-penyelidik bahasa Jawa di antaranya adalah C.C Berg, E.N. Uhlenbeck, J.Gonda, Van der Tuuk, De Casparis, R.M.Ng. Purbotjoroko, Prijono, A. Teeuw, dan Prijokusumo.
            Kamus-kamus bahasa Jawa yang terpenting adalah :
Gericke-Roorda : Javaansch Nederlandsch woordenboek Leiden 1862. Tjetakan 2, tahun  1901 (dua jilid).
Th. Pegeaud : Nederlands-Javaands woordenboek dan Javands-Nederlands Handwoordenboek 1938
W.J.S. Poerwadarminoto : Javaans-Nederlands Woodenboek. 1950.
Di samping perluasan terhadap penggunaan bahasa Indonesia, ternyata hal tersebut tidak serta merta menghapus bahasa ibu atau bahasa kedaerahan. Bahasa daerah asal tetap digunakan oleh para penutur bahasa Jawa untuk berkomunikasi dengan masyarakat yang satu daerah dan satu bahasa. Hal tersebut mencerminkan ragam daerah dan bahasa yang sudah sejak dahulu dimiliki oleh bangsa Indonesia, namun dengan demikian juga akan menimbulkan pengaruh negatif, salah satu dampak negatifnya adalah ketika masyarakat yang terbiasa menggunakan bahasa daerah masing-masing, maka ketika menggunakan bahasa Indonesia yang baku, banyak kesalahan dalam pengucapan kata-kata yang ada pada bahasa Indonesia itu sendiri, semua itu terjadi karena tidak dibiasakannya menggunakan bahasa Indonesia ketika berada di lingkungan tempat tinggalnya sehari-hari. Namun, dengan terjadinya hal tersebut, tetap ada pengaruh positifnya. Yaitu, bangsa Indonesia tetap memiliki karakter yang berasal dari kearifan daerah masing-masing. Sama halnya seperti bahasa daerah, para penutur asli tetap mempertahankannya, karena di sanalah terdapat identitas dan karakter sebuah masyarakat. Meskipun tak dapat dipungkiri bahwa perubahan itu akan selalu ada terkait dengan kodrat manusia sebagai makhluk yang dinamis.
Salah satu bahasa daerah yang populer di Indonesia adalah bahasa Jawa, karena orang yang berasal dari pulau Jawa mayoritas banyak yang bertransmigrasi ataupun merantau ke daerah-daerah lain yang ada di Indonesia, salah satunya adalah di Riau ini. Bahasa Jawa juga sangat berpengaruh besar terhadap masyarakat Jawa khususnya dalam menggunakan dan mengucapkan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
1.         Pengaruh Positif
a.      Bahasa Indonesia memiliki banyak kosakata.
Adanya bahasa Jawa dan daerah yang lain, membuat bahasa Indonesia menjadi kaya dengan kosakata yang diambil dari kata-kata serapan yang berasal dari bahasa Jawa. Bahasa Jawa dan juga bahasa dari daerah-daerah lain yang ada, cukup banyak berpartisipasi memberikan kata-kata serapan kepada bahasa Indonesia yang baku.
Contohnya:
1.      Mantan artinya bekas
2.      Ampuh artinya mempunyai kekuatan gaib yang luar biasa
b. Sebagai kekayaan budaya bangsa Indonesia.
Banyaknya budaya dan bahasa yang ada di Indonesia, menjadikan Indonesia memiliki berbagai macam budaya yang berbeda-beda dan sangat banyak, namun dapat bersatu di Indonesia menjadi kesatuan yang seutuhnya. Keaneragaman yang sangat banyak tersebut, memberi kesan yang unik terhadap budaya Indonesia
Bahasa sebagai alat penyebaran budaya, karena dengan bahasa masyarakat dapat membawa dan mengajarkan budaya-budaya yang berasal dari Jawa ke daerah lain.
Contoh: Pertunjukkan wayang kulit, kethoprak, ludruk, reog, dan lain-lain. Kesenian-kesenian tersebut menggunakan bahasa Jawa sebagai medianya.
c.     Sebagai identitas dan ciri khas dari suatu suku dan daerah.
Dengan adanya keaneragaman bahasa, maka akan membentuk Indonesia dari perbedaan yang sangat jauh berbeda latar belakangnya dan memiliki ciri khas pada daerahnya masing-masing. Ciri-ciri tersebut dapat dilihat dari dialeg dan idiolegnya ketika orang Jawa sedang berbicara
d.    Menimbulkan keakraban dalam berkomunikasi.
Ketika masyarakat pada suatu daerah berkomunikasi dengan masyarakat yang lainnya, dan pada saat itu mereka sedang berada di luar daerahnya, maka akan terjadi keakraban dan kenyamanan dalam berkomunikasi karena sedang berbicara dengan orang yang berasal satu daerah dan satu bahasa. Mereka merasa menjadi keluarga besar ketika berada di luar daerah lingkungan tempat tinggalnya. Berbicara dengan orang yang berasal dari daerah yang sama akan merasa senasib dan sepenanggungan.  
Contoh: Mahasiswa yang berasal dari daerah Jawa atau keturunan Jawa, yang sedang berkuliah di universitas yang berada di luar pulau Jawa dan berjumpa dengan teman yang berasal dari Jawa pula, maka akan terasa lebih akrab apabila menggunakan bahasa Jawa dalam berkomunikasi. Begitu juga dengan suku-suku lain akan terjadi hal yang sama.
2.    Pengaruh negatif
a.              Bahasa Jawa yang satu sulit dipahami oleh daerah lain.
Bahasa daerah di Indonesia sangat banyak ragam dan jenisnya, maka tidak mungkin masyarakat dapat paham dan mengerti akan semua bahasa daerah yang ada di Indonesia. Misalnya pada bahasa Jawa, dalam bahasa Jawa saja sudah terdapat beberapa tingkatan bahasa yang sangat jauh berbeda kata-kata dan maknanya, tingkatan tersebut ditentukan oleh tingkatan usia bagi yang akan berkomunikasi, misalnya dalam percakapan antara anak remaja dan orang tua, maka bahasa sangat berbeda antara anak remaja dan orang tua tersebut.
Dalam bahasa Jawa mengenal tingkatan dalam berkomunikasi.
Bahasa Indonesia: “Maaf, saya mau tanya rumah Kak Budi itu, di mana?”
Ø   Ngoko kasar: “Eh, aku arep takon, omahé Budi kuwi, nèng*ndi?’
Ø    Ngoko alus: “Aku nyuwun pirsa, dalemé mas Budi kuwi, nèng endi?”
Ø   Ngoko meninggikan diri sendiri: “Aku kersa ndangu, omahé mas Budi kuwi, nèng ndi?”
Ø   Madya: “Nuwun sèwu, kula ajeng tanglet, griyané mas Budi niku, teng pundi?”
Ø   Madya alus: “Nuwun sèwu, kula ajeng tanglet, dalemé mas Budi niku, teng pundi?”
Ø   Krama andhap: “Nuwun sèwu, dalem badhé nyuwun pirsa, dalemipun mas Budi punika, wonten pundi?”
Ø   Krama: “Nuwun sewu, kula badhé takèn, griyanipun mas Budi punika, wonten pundi?”
Ø   Krama inggil: “Nuwun sewu, kula badhe nyuwun pirsa, dalemipun mas Budi punika, wonten pundi?”
b.      Masyarakat menjadi kurang paham dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baku karena sudah terbiasa menggunakan bahasa Jawa.
Dalam kesehariannya masyarakat sering menggunakan bahasa Jawa, maka ketika akan berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, maka masyarakat akan kesulitan karena terpengaruh dari bahasa Jawa yang biasa digunakannya, baik secara lisan maupun secara terulis..
Contohnya:
1.      Gunting menjadi gunteng
2.      Indonesia menjadi Endonesia
3.      Tupai menjadi tupe
4.      Dumai menjadi Dume
5.      Bangau menjadi bango
6.      Bangun menjadi bangon












BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasikan diri. Indonesia memiliki keragaman bahasa dan dialek yang luar biasa. Ada lebih dari ratusan bahasa dan dialek yang tersebar di seluruh pulau nusantara, salah satunya adalah bahasa Jawa.
Bahasa Jawa sangat berpengaruh besar terhadap masyarakat Jawa. khususnya dalam menggunakan dan mengucapkan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Salah satu dampak negatifnya adalah ketika masyarakat yang terbiasa menggunakan bahasa Jawa, maka ketika menggunakan bahasa Indonesia yang baku, banyak kesalahan dalam pengucapan kata-kata yang ada pada bahasa Indonesia itu sendiri. Sedangkan dampak positifnya adalah bangsa Indonesia tetap memiliki karakter yang berasal dari kearifan daerah masing-masing. Sama halnya seperti bahasa Jawa, para penutur asli tetap mempertahankannya, karena di sanalah terdapat identitas dan karakter sebuah masyarakat.
B.     Saran
Dalam penyajian materi yang kami bahas mengenai Bahasa- bahasa Nusantara yang Mempengaruhi Bahasa Indonesia tentunya terdapat kekurangan baik dari segi penulisan maupun isi materi yang di sampaikan secara singkat. Untuk itu di mohon kritik dan saran yang dapat membangun guna menyempurnakan tugas ini dan tugas yang akan datang, maka dari itu sangat kami harapkan gagasan dari pembaca.









DAFTAR PUSTAKA

Chaer,Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Heryana, Nanang. 2007. Pemerkayaan Bahasa Indonesia. Pontianak: CV Kami Pontianak.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar