Ringkasan Jurnal
Alih Kode campur kode
OLEH
HENDRASIUS
NIM 11308504140059
MATA KULIAH SEMINAR
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP SINGKAWANG
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURNAL I
A.
Judul
Penelitian :
Campur
Kode Bahasa Jawa dalam Bahasa Indonesia pada Dialog antara Penyiar dan Pendengar
Acara Balada Dangdut di Stasiun Radio Suka Adiswara Jember
B.
Latar
belakang
Adanya
Penggunaan dua bahasa atau lebih dapat menimbulkan terjadinya kontak bahasa.
Melalui kontak bahasa tersebut dapat menimbulkan terjadinya peristiwa-peristiwa
kebahasaan seperti campur kode. Dialog antara penyiar dan pendengar acara
Balada Dangdut di Stasiun Radio Soka Adiswara Jember merupakan salah satu
fenomena campur kode yang sering dijumpai pada peristiwa tutur informal.
C.
Masalah
1. Bagaimanakah bentuk campur
kode bahasa Jawa dalam bahasa Indonesia pada dialog antara penyiar dan
pendengar acara Balada Dangdut di Stasiun Radio Soka Adiswara Jember?
2. Siapakah agen pengontak
bahasa yang mendorong terjadinya campur kode bahasa Jawa dalam bahasa Indonesia
pada dialog antara penyiar dan pendengar acara Balada Dangdut di Stasiun Radio
Soka Adiswara Jember?
3. Faktor apakah yang
melatarbelakangi terjadinya campur kode bahasa Jawa dalam bahasa Indonesia pada
dialog antara penyiar dan pendengar acara Balada Dangdut di Stasiun Radio Soka
Adiswara Jember?
D.
Metode
penelitian
Metode Penelitian yang
digunakan berupa Penelitian Kualitatif.
E.
Metode pengumpulan data
Metode yang dipilih dalam pengumpulan data yaitu metode simak dan metode angket
(questioner). Dalam
penelitian ini, metode simak menggunakan dua teknik yaitu teknik sadap dan SLBC(
Simak Libat Cakap).
F.
Metode
analisis
(1) Seleksi Data,
(2) Pengodean Data,
(3) Pemeriksaan Keabsahan
Data,
(4) Pengklasifikasian Data,
(5) Pendeskripsian Data.
G.
Instrument/
alat pengumpul data
1. Kartu
Data
2. Angket
Data
H.
Hasil
1.
Bentuk
campur kode bahasa Jawa dalam bahasa Indonesia pada dialog antara penyiar dan
pendengar acara BD di Stasiun Radio Soka Adiswara Jember meliputi: campur kode
berbentuk kata (terdiri dari kata dasar, kata berimbuhan, kata ulang, dan kata
majemuk), frasa, klausa, baster, dan ungkapan atau idiom.
2.
Agen pengontak bahasa yang
mendorong terjadinya campur kode bahasa Jawa dalam bahasa Indonesia cenderung
didominasi oleh pendengar.
3.
Faktor-faktor
yang melatarbelakangi terjadinya campur kode bahasa Jawa dalam bahasa Indonesia
pada dialog antara penyiar dan pendengar acara BD di Stasiun Radio Soka
Adiswara Jember meliputi: a) faktor keakraban, b) faktor permintaan, c) faktor
kebanggaan terhadap daerah, dan d) faktor penghormatan.
JURNAL 2
A.
Judul
Penelitian
Alih
Kode dan Campur Kode pada Tuturan Penyiar Acara Campursari Radio Pesona FM.
B.
Latar
belakang
Manusia
melakukan proses interaksi dengan sesamanya, dapat memakai lebih dari satu
bahasa. Akibatnya terjadi kontak antarbahasa. Salah satu fenomena kontak bahasa
adalah adanya alih kode dan campur kode. Masalah campur kode dan alih kode dari bahasa
satu ke bahasa lain memang sulit untuk dihindari dan selalu ada sepanjang
penutur masih menggunakan bahasa itu secara bergantian.
C.
Masalah
Mendeskripsikan jenis-jenis alih kode dan
campur kode pada tuturan penyiar campursari radio Pesona FM.
D.
Metode
penelitian
Metode
Kualitatif
E.
Metode pengumpulan data
Metode
simak dan tehnik rekam catat.
F.
Metode
analisis
Tehnik
analisis deskriptif
G.
Instrument/
alat pengumpul data
Alat bantu tape recorder
Kartu data.
H.
Hasil
Secara keseluruhan jenis alih kode yang
terjadi pada tuturan penyiar acara campursari radio Pesona FM adalah jenis alih
kode intern. Alih kode ini terjadi antarbahasa dan antartingkat tutur (undha
usuk). Alih kode antarbahasa muncul sebanyak 25 kali, yaitu alih kode dari
bahasa Indonesia ke bahasa Jawa sebanyak 8 kali dan meliputi 1) alih kode
antarbahasa yaitu bahasa Jawa ke bahasa Indonesia (50%) dan dari bahasa
Indonesia ke bahasa Jawa (23,6%). 2) alih kode antartingkat tutur (undha-usuk
basa) yaitu dari ragam krama ke ragam ngoko (17,6%) dan sebaliknya, dari ragam
ngoko ke ragam krama (8,8%). Jenis campur kode yang muncul pada tuturan penyiar
acara campursari radio Pesona FM adalah 1) campur kode ke dalam (88,1%) dan
alih kode ke luar (11,9%). Alih kode ke dalam meliputi campur kode antara kode
bahasa Jawa dengan bahasa Indonesia. Alih kode ke luar meliputi campur kode
antara bahasa Jawa dengan bahasa asing, misalnya bahasa Inggris dan bahasa
Arab. Alih kode dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia sebanyak 17 kali. Alih
kode antartingkat tutur (undha usuk basa) terjadi pada ragam ngoko dan ragam
krama sebanyak 6 kali dan ragam krama ke ragam ngoko sebanyak 3 kali.
JURNAL 3
A.
Judul
Penelitian
Alih
Kode dan Campur Kode dalam Siaran Radio: Analisis Sosiolinguistik
B.
Latar
belakang
Dalam
siaran radio sering dijumpai penggunaan bahasa kreatif oleh para penyiar.
Mengingat bahwa isi pesan dalam siaran radio hanya didengar secara sekilas ,
maka bahasa yang dipergunakan hendaknya memenuhi formula easy listening, yaitu
susunan kalimant yang apabila diucapkan enak didengar dengan mudah dipahami.
Alih kode dan campur kode sering dijumpai dalam siaran radio. Alih kode dan
campur kode merupakan salah satu wujud kreatifitas penyiar dalam penggunaan
bahasa. Alih kode dan campur kode memiliki tujuan tertentu.
C.
Masalah
Faktor
penyebab alih kode dan campur kode yang
dominan di Radio Yasika FM Yogyakarta.
D.
Metode
penelitian
Deskriptif
kualitatif
E.
Metode pengumpulan data
Tehnik
rekam langsung, Naskah dan kaset.
F.
Metode
analisis
Analisis
deskriptif, selektif data dan pengklasifikasian data.
G.
Instrument/
alat pengumpul data
Tape recorder/Hp,
buku data.
H.
Hasil
Faktor
penyebab alih kode yang didominasi di radio Yasika adalah adanya perubahan
topic atau pokok pembicaraan dan perluasan pendengar. Namun di radio ini juga terdapatsatu mata acara
khusus yang mempergunakan bahasa inggris secara dominan dengan tidak menutup kemungkinan adanya alih
kode ke bahasa Indonesia untuk hal-hal
yang bersifat pemberitahuan. Selain itu peristiwa alih kode dan campur kode
yang terjadibiasanya secara beruntun. Campur kode yang ada di radio yasika
terjadi dari adanya penyisipan unsur-unsur dari bahasa inggris. Adanya unsur penyisipan bahasa inggris
tersebut menggambarkan bahwa penyiarnya memiliki pendidikan tinggi, orang masa
kini, mempunyai hubungan luas dan untuk meningkatkan gengsi sehingga campur
kode berkaitan dengan masalah status sosial.
JURNAL 4
A.
Judul
Penelitian
Campur
Kode dalam Bahasa Indonesia pada Acara “
Komentar Rakyat” di Stasiun Radio Prosalina Jember
B. Latar belakang
Campur kode merupakan fenomena
digunakannya serpihan-serpihan dari bahasa lain ke dalam bahasa tertentu.
Campur kode pada umumnya terjadi pada situasi masyarakat dwibahasa dan situasi
non formal. Salah satu peristiwa tutur yang menunjukkan fenomena campur kode
adalah siaran radio seperti acara Komentar
Rakyat di stasiun radio Prosalina Jember.
C. Masalah
(1) Proses campur kode dalam
bahasa Indonesia pada acara “ Komentar
Rakyat” di Stasiun Radio Prosalina
Jember,
(2) Faktor yang melatar belakangi terjadinya
campur kode dalam bahasa
Indonesia pada acara” Komentar Rakyat”
di Stasiun Radio Prosalina
Jember.
D.
Metode
penelitian
Deskriptif dengan rancangan penelitian kualitatif.
E.
Metode pengumpulan data
teknik rekam, teknik simak dan catat, teknik wawancara.
F.
Metode
analisis
Tehnik analisis deskriptif
G.
Instrument/
alat pengumpul data
Alat
Perekam, Lembar Pertanyaan Kartu Data
H.
Hasil
Proses campur kode bahasa Jawa, bahasa Madura, dan
bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia meliputi sembilan penyisipan
konstituen tunggal, tujuh penyisipan konstituen ganda berdampingan, tujuh
alternasi penandaan, tujuh alternasi penggandaan, dua leksikalisasi kongruen
peralihan kategori idiom.
Faktor-faktor yang
melatarbelakangi terjadinya campur kode dalam penggunaan bahasa Indonesia
meliputi 1) faktor kedaerahan, 2) faktor keterbatasan ungkapan dalam bahasa
Indonesia, 3) faktor pergaulan, 4) faktor kecendekiaan.
JURNAL 5
A.
Judul
Penelitian
Campur Kode Bahasa Indonesia ke dalam
Bahasa Jawa pada Siaran Radio Jampi Sayah di Radio SKB POP FM Gombong
B.
Latar
belakang
Manusia
melakukan proses interaksi dengan sesamanya, mereka dapat memakai lebih dari
satu bahasa. Akibatnya, terjadi kontak antar-bahasa. Salah satu fenomena kontak
bahasa adalah adanya alih kode dan campur kode. Selain itu, campur kode juga
terdapat dalam media.
C.
Masalah
(1) Mendeskripsikan
wujud campur kode yang berupa kata;
(2) Mendeskripsikan
wujud campur kode yang berupa frasa;
(3) Mendeskripsikan
wujud campur kode yang berupa baster;
(4) Mendeskripsikan
wujud campur kode yang berupa pengulangan kata;
(5) Mendeskripsikan
wujud campur kode yang berupa idiom; dan
(6) Mendeskripsikan
wujud campur kode yang berupa klausa.
D.
Metode
penelitian
Penelitian
Deskriftif Kualitatif
E.
Metode pengumpulan data
Teknik wawancara
bertahap, teknik simak bebas libat cakap, teknik rekam dan tenik catat
F.
Metode
analisis
Teknik
deskriptif, hasil analisis berupa deskripsi kalimat.
G.
Instrument/
alat pengumpul data
Peneliti itu
sendiri
Alat tulis dan
alat rekam
H.
Hasil
Hasil penelitian disajikan dalam bentuk
deskripsi kalimat, dan selanjutnya data diterjemahkan dan dianalisis. 1. hasil
analisis (1) campur kode yang berwujud kata berjumlah 53 buah; (2) campur kode
yang berwujud frasa berjumlah 22 buah; (3) campur kode yang berwujud baster
berjumlah 9 buah; (4) campur kode yang berwujud pengulangan kata berjumlah 19
buah; (5) campur kode yang berupa idiom berjumlah 13 buah; dan (6) campur kode
yang berwujud klausa berjumlah 24 buah.
JURNAL 6
A.
Judul
Penelitian :
An Analysis Of Code Switching
And Code Mixing Used By Radio Announcers At L-Bass Radio 96. 7 Mhz Iain
Bengkulu
B. Latar belakang
Fenomena alih kode
(code switching) dan campur kode (code mixing) adalah salah satu dari berbagai
konteks sosial yang dapat membantu interaksi manapun dengan transisi dari satu
bahasa ke bahasa lain.
C.
Masalah
Mengidentifikasi
bagaimana alih kode dan kode pencampuran digunakan oleh penyiar radio di L-bass
IAIN Bengkulu berdasarkan teori Hoffman.
D.
Metode
penelitian
Penelitian kualitatif menggunakan metode deskriptif.
E. Metode
pengumpulan data
Teknik merekam
dan transkripsi
F.
Metode
analisis
Deskriptif
kualitatif, Data dikumpulkan dengan teknik merekam dan kemudian
penulis mentranskripsi rekaman ke dalam kertas.
G.
Instrument/
alat pengumpul data
Alat perekam, kartu data, buku
catatan.
H.
Hasil
bahwa sebagian besar peserta
menggunakan semua jenis alih kode dan campur kode. Dalam penggunaan
alih kode, sebagian besar penyiar
menggunakan antar-setential 40, 42%, dan dalam penggunaan campur kode intra-sentential
53, 41% lebih tinggi dari jenis lainnya. Hal ini juga dapat disimpulkan
bahwa penggunaan alih kode dan
campur kode oleh penyiar dari radio L-bass dalam program “Fun Dengan bahasa Inggris" dipengaruhi oleh beberapa faktor , yaitu usia, gaya dan kelas sosial. Penyiar juga
menggunakan semua jenis alih kode dan campur kode untuk
membuat program menjadi lebih menarik.
JURNAL 7
A.
Judul
Penelitian :
Alih Kode dan Campur Kode pada Tuturan di
Pertelevisian Indonesia (Code Mixing and Code Swtiching on The Speech of
Indonesian Television)
B. Latar belakang
Masalah alih kode dan campur kode dari bahasa
satu ke bahasa lain memang sulit untuk dihindari dan selalu ada sepanjang
penutur masih menggunakan bahasa itu secara bergantian. Peralihan kode dan
campur kode dapat ditemukan dalam pemakaian bahasa secara lisan maupun tulisan,
secara lisan dapat dilihat pada percakapan sehari-hari, formal maupun tidak
formal seperti di sekolah, jalan, kantor, dan media elektronik. Selanjutnya,
secara tertulis alih kode dan campur kode terlihat pada pemakaian bahasa di
media cetak seperti, surat kabar, majalah, novel, dan cerpen. Pada kesempatan
ini, penulis akan melihat alih kode dan campur kode secara lisan melalui media
elektronik yakni televisi di Indonesia.
Pemakaian alih kode
dan campur kode pada media elektronik khususnya televisi di Indonesia sangat
jelas terlihat pada pembawa acara televisi, para juri dan peserta lomba
menyanyi di beberapa stasiun yang ada. Tak dimungkiri bahwa melalui media
televisi orang dapat berkomunikasi sekaligus mendapatkan hiburan. Akan tetapi,
secara tidak sadar media ini pula dapat membawa pengaruh negatif khususnya
terhadap perkembangan bahasa Indonesia.
C. Masalah
Mendeskripsikan alih kode
dan campur kode yang digunakan oleh para penutur di beberapa acara
pertelevisian indonesia.
D. Metode penelitian
Deskriptif kualitatif.
E. Metode
pengumpulan data
Metode simak, dengan teknik rekam dan catat.
F. Metode analisis
Kualitatif
G. Instrument/ alat pengumpul data
Kartu Data, Alat Perekam, Buku
Catatan
H. HASIL
Secara
umum alih kode dan campur kode yang terjadi pada tuturan pembawa acara, para
juri, dan peserta di pertelevisian Indonesia adalah bahasa Inggris, bahasa
Arab, bahasa Jawa, dan bahasa Makassar. Hal tersebut terjadi karena penutur merupakan
seorang yang multilingual dan situasi terjadinya tuturan dalam keadaan
informal. Alih kode dalam tuturan pertelevisian di Indonesia adalah dari bahasa
asing ke
bahasa Indonesia. Selanjutnya, campur kode
terjadi pada tataran campur kode ke dalam dan ke luar melalui penyisipan bentuk
kata, frasa, bentuk perulangan, dan bentuk ungkapan. Campur kode ke dalam atau inner code-mixing adalah bahasa
Indonesia ke bahasa Jawa dan ke bahasa Makassar. Sementara, campur kode ke luar
atau outer code-mixinga dalah
dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris dan ke bahasa Arab.
JURNAL 8
A.
Judul
Penelitian :
Code Mixing
Used By Radio Broadcaster (A Case Study At Ardan Radio 105.9 Bandung)
B.
Latar
belakang
Our country is a multilingual
society where many people have more than one language, the linguistic
phenomenon of combining two or mixing of two or more languages or languages
that are usually may occur within a multilingual setting where speakers share
more than one language in the conversation.
C.
Masalah
Investigated
the definition and type of code mixing,that used by Ardan Radio.
D.
Metode
penelitian
Descriptive
qualitative method.
E.
Metode pengumpulan data
Interview
and recorded speech
F.
Metode
analisis
He collected
data were transcribed, identified, classified, and analyzed based on percentage
categories using Gay’s theory
G.
Instrument/
alat pengumpul data
HP
H.
Hasil
The results of
this research showed that when Ardan Radio broadcasters were broadcasting music
program, they used outer code mixing (54,32%) and inner code mixing (45,68%)
their of conversation.
JURNAL 9
A.
Judul
Penelitian
Code-Mixing In
Urdu News Of A Private Pakistani Channel: A Case
Study
B.
Latar
belakang
Pakistan’s national language is
Urdu, besides Urdu many regional languages are spoken; giving a multilingual
status to the country. At the same time English being an official language
enjoys a supreme status in the society. This supremacy of English Language,
imperialism of western culture, negligence of the government in making a
language policy, the attitude and response of the society towards English
Language has originated the phenomenon of code-mixing in publics daily
communication .
C.
Masalah
1. Is code-mixing prevalent in Urdu News bulletin broadcasted on the
Channel under study? If so, to what extent?
2. What type of code-mixing is
used in the News and at what level?
3. Is Urdu
language sufficient enough to give equivalent of the Inserted English language
words
D.
Metode
penelitian
Qualitative
approach.
E.
Metode pengumpulan data
Audio-video recordings of news aired on a private
news
channel.
F.
Metode
analisis
Descriptions
analysism
G.
Instrument/
alat pengumpul data
Recording
instrument, questions for interview.
H.
Hasil
English words do have their equivalents in Urdu language and should be
used instead. Moreover, there is a need of making language policy for the news as they are
formal and viewed all over the world.
JURNAL 10
A.
Judul
Penelitian:
Code-mixing in the FM Radio in Bangladesh: A
Sociolinguistic Observation
B.
Latar
belakang
In this age of globalization,
the world is gradually becoming a small village and the linguistic freedom is
also getting unbound. Moreover, a group of modern linguists have come out with
liberal notions to accredit any sort of linguistic diversity such as
code-mixing, diglossia, nativization etc. This liberal linguistic practice is
seen in various domains such as electronic and print media of Bangladesh.
C.
Masalah
explore the extent to which code-mixing is done in Urdu news of a private
news channel, if any and to find out the
equivalent words in Urdu language.
D.
Metode
penelitian
Descriptions
conduct the research.
E.
Metode pengumpulan data
Recording/Perekaman ,
Interview/Wawancara
F.
Metode
analisis
The
collected data have been analyzed in excel. The figures in the diagram charts
are explained with the help of information provided by the respondents.
G.
Instrument/
alat pengumpul data
A mobile phone
Questions interview
H.
Hasil
Code-mixing will also move on until and unless the
conflict is synthesized by the judgment of time.
Nama :
HENDRASIUS
Kelas :
VI C PBSI
Mata Kuliah :
Seminar
Dosen :
Harries Pribady, M.Pd.
Judul Proposal :
“ ALIH KODE CAMPUR KODE PADA
BAHASA PENYIAR RADIO DIAROS DUTA SWARA SINGKAWANG.”
Masalah
:
1. Bagaimana
bentuk dan campur kode yang terjadi pada tuturan penyiar radio diaros duta
swara singkawang.
2. Apa
Faktor yang menyebabkan terjadinya alih kode campur kode dalam bahasa penyiar radio diaros duta swara singkawang?
3.
Implementasi alih kode campur kode pada
bahasa penyiar Radio Diaros Duta Swara
Singkawang dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar